Menag Fachrul Sering Singgung Radikalisme, Komisi VIII: Belajarlah Tentang Agama
Nasional

Anggota Komisi VIII DPR RI, Ali Taher, meminta agar isu radikalisme tak lagi diangkat ke publik. Menurutnya radikalisme tak melulu bermakna buruk dan dapat dimanfaatkan untuk membangun peradaban.

WowKeren - Menteri Agama Fachrul Razi tampaknya menjadi "sasaran empuk" cecaran Komisi VIII DPR RI dalam rapat hari ini, Kamis (7/11). Usai disemprot perihal wacana larangan pemakaian cadar dan celana cingkrang, kini Fachrul kembali diserang terkait isu radikalisme.

Seperti diketahui, isu radikalisme memang bak fokus utama periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahkan terang-terangan Jokowi mengaku menunjuk Fachrul sebagai Menag demi menumpas radikalisme, mengingat latar belakang sang menteri sebagai purnawirawan Jenderal TNI AD.

Fachrul pun tak segan-segan menunjukkan semangatnya menumpas radikalisme, yang rupanya menuai respons miring dari anggota Komisi VIII Ali Taher. Bahkan Ali sempat men-skakmat Fachrul dengan meminta sang menteri untuk belajar lebih dalam tentang agama.

Awalnya Ali meminta agar isu radikalisme tak lagi dimunculkan di publik. Sebab menurutnya radikalisme berperan besar dalam kehidupan nabi-nabi terdahulu.


"Jangan lagi muncul isu-isu radikalisme. Kalau tidak ada radikalisme, tak pernah ada (Raja) Namrud berjumpa dengan (Nabi) Ibrahim," ujar Ali di Ruang Rapat Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11). "Jika tidak ada radikalisme, (Nabi) Musa tidak akan bertemu Firaun. Jika tidak ada radikalisme, maka (Nabi) Muhammad tidak akan bertemu dengan Abu Lahab."

Menurut Ali, radikalisme tak selamanya berkonotasi negatif. Politikus Partai Amanat Sejahtera (PAN) itu menilai radikalisme bisa dimanfaatkan untuk membangun peradaban, namun benar-benar harus dihindari dalam konteks politik.

"Kata radikalisme adalah akar dari sebuah persoalan teologis. Yang keliru adalah menggunakan radikalisme pada konteks politik yang menghancurkan agama," paparnya, seperti dilansir dari laman Detik News. "Nah oleh karena itu menurut pandangan saya, jika radikalisme digunakan untuk membangun peradaban dan melakukan perjumpaan peradaban, itu kita setuju."

Usai itulah Ali meminta Fachrul untuk mempelajari kembali apa itu agama. Ia pun meminta Fachrul untuk memahami ada perbedaan antara agama dengan keimanan yang tak seharusnya dicampuri tangan pemerintah.

"Oleh karena itu, belajarlah tentang apa itu agama, Pak Menteri. Dan (belajarlah) apa itu faith dan apa itu religion," pungkasnya. "Agama, Pasal 29 adalah organisasi, mengatur. Bukan faith, faith itu iman, jangan diganggu."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait