Polda Jatim Sukses Bongkar Perekrutan Hacker Remaja Omzet Miliaran
Nasional

Kepolisan Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) sukses membongkar komplotan pelaku pembobol katu kredit dengan cara meretas. Hacker ini berhasil meraup omzet miliaran dari aksinya.

WowKeren - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) berhasil membongkar perekrutan hacker remaja yang dilakukan oleh ketua komplotan pelaku pembobol kartu kredit. Diketahui sindikat hacker ini dalam setahun terakhir berhasil meraih keuntungan hingga Rp5 miliar atas aksi kriminalnya.

Polda Jatim menjelaskan jika ketua komplotan yakni Hendra berusaha mencari para peretas yang masih muda untuk membobol kartu kredit lewat lowongan pekerjaan di media sosial. Hendra rupanya merekrut dengan membuka posisi cleaning service dengan syarat cukup lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kasubdit V Siber Polda Jatim, AKBP Cecep Susatya menjelaskan jika Hendra langsung melakukan seleksi terlebih dahulu setelah menerima lamaran dari berbagai remaja lulusan SMK. Pelamar yang dinilai memenuhi kriteria langsung dipanggil dan dilakukan tes secara langsung.

Tes yang dilakukan Hendra adalah dengan memberikan tugas semacam training kepada para pelamar. Mereka diajarkan bagaimana melalukan spamming dan sebagainya lewat Google.

"Modusnya, Hendra, ketua kelompok ini membuka lowongan untuk posisi cleaning service di media sosial dengan syarat cukup lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)," jelas Cecep Susatya di Mapolda setempat di Surabaya, Rabu (4/12). "Begitu mereka datang mereka dikasih tugas semacam training, mereka diajari spamming, Google.id, dan sebagainya. Sesuai divisi tugas yang ada."


Selanjutnya para remaja yang sudah mendapatkan pelatihan langsung dijadikan spammer. Mereka diberi tugas untuk mengirim berbagai penawaran iklan yang bisa dibayar dengan kartu kredit secara acak. Nilai yang dibayar tiap akun memiliki nilai Rp400 ribu.

"Caranya mereka mengiklankan produk orang, atau perusahaan luar," jelas Cecep. "Nah untuk mengiklankan dia harus bayar, tapi bayarnya di Google, dalam bentuk dolar."

Cecep menjelaskan jika tersangka melakukan pembobolan kartu kredit secara acak. Walau begitu, setelah diselidiki ditemukan jika korban rata-rata merupakan warga negara Eropa dan Amerika lantaran sistem perbankan di sana lebih mudah untuk diakses.

"(Perbankan di sana) bila nasabah yang punya kartu kredit mengklaim tidak melakukan transaksi sesuatu, pihak bank punya kewajiban me-refund dana yang keluar dari nasabah," beber Cecep. "Jadi merasa tidak ada yang dirugikan."

Kini Polda Jatim berhasi menangkan 18 tersangka dimana pelaku rata-rata masih berusia 20-an tahun dan merupakan lulusan SMK. Para pelaku yang ditahan tersebut berinisial HK, AES, AEB, YM, MTP, DAB, PRS, DZ, CD, AWK, ASP, GPW, HRP, AFM, MAF, HM, DA, MSN dan DP.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait