Jadi Saksi Imam Nahrawi, Sesmenpora Blak-Blakan Beber 'Aib'
Nasional

Sesmenpora Gatot Dewa Broto dipanggil ke Pengadilan Tipikor untuk menjadi saksi atas kasus suap dana hibah KONI yang menjerat eks Menpora Imam Nahrawi. Di sana Gatot tampak tak segan membeberkan 'aib' yang ada.

WowKeren - Eks Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi telah ditetapkan menjadi salah satu terdakwa dalam kasus suap dana hibah KONI. Hakim mendakwa Imam telah menerima suap senilai Rp 11,5 miliar dari mantan Sekretaris Jenderal KONI Ending Fuad Hamidy dan eks Bendahara KONI Johnny E Awuy.

Berbagai pihak pun didatangkan untuk memberi kesaksian atas kasus yang menjerat Imam ini. Mulai dari mantan pebulutangkis veteran Indonesia Taufik Hidayat hingga Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto.

Seperti hari ini (4/3), Gatot dipanggil sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Menariknya, pada kesempatan itu, Gatot bak tak memiliki rasa takut dan blak-blakan membeberkan semua yang ia ketahui, termasuk "aib" Imam.

Menurut Gatot, di balik sosok Imam yang dikenal murah senyum, rupanya sang menteri tak segan-segan menyingkirkan orang yang dianggap tidak kooperatif. "Pada Juni 2017, ada pergantian Kepala Sub-Bagian Urusan Dalam. Angga menjadi Atun," beber Gatot, dilansir Antara.

"Lalu saya sampaikan ke Pak Imam karena penggantinya Bu Atun, kompetensinya tidak bagus, saya langsung WA ke Pak Imam," imbuh Gatot. "Tapi Pak Imam meminta agar langsung di-SK-kan."


Belakangan terungkap bahwa pejabat yang "disingkirkan", Angga, tak sanggup memenuhi permintaan dari Miftahul Ulum, asisten pribadi Imam. Kala itu Miftahul disebut-sebut kerap meminta uang kepada Angga, yang kekinian diketahui juga atas perintah Imam.

"Pak Angga sering mengeluh, dia tidak bisa menyampaikan uang yang diminta Pak Ulum," kata Gatot. "Jadi kesimpulannya tidak kooperatif."

Tak berhenti sampai di situ, "perang dingin" diantara keduanya pun berlanjut bahkan sampai muncul aksi saling sindir-menyindir. Salah satunya, seperti diceritakan Gatot, adalah ketika PSSI dibekukan oleh FIFA.

Menurut Gatot, dirinya dan istri terpaksa menginap di Kantor Kemenpora demi menyelesaikan tanggung jawab yang ada. Sayangnya dedikasinya itu justru berbuah tanggapan negatif dari Imam.

Puncaknya ketika Imam merilis edaran larangan menginap di kantor menjelang Pemilihan Presiden 2019. Namun Gatot tidak peduli dengan edaran itu dan mengizinkan anak buahnya untuk menginap bila terpaksa.

"Malam menjelang pilpres, kemudian beliau mengeluarkan surat edaran dilarang tidur di kantor, saya katakan kepada anak buah silakan kalau pada mau tidur. Sebenarnya itu surat ditunjukkan kepada Gatot Dewa Broto bukan kepada yang lain," ujar Gatot.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru