Ini Prediksi Nasib Perekonomian Kota Tegal Pasca Lokal Lockdown
Nasional

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkap prediksinya soal kondisi perekonomian kota Tegal setelah Wali Kota Dedy Yon Supriyono mengumumkan rencana melakukan lokal lockdown demi mencegah penularan virus Corona.

WowKeren - Kota Tegal memutuskan melakukan lokal lockdown mulai 30 Maret hingga 30 Juli 2020. Langkah ini diambil Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, demi mencegah penyebaran virus Corona di wilayahnya.

"Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil," kata Dedy. "Lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka."

Dedy mengaku sudah meminta izin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, atas keputusannya itu. Nantinya, akses akan dibatasi menggunakan beton.

"Kalau dilihat data, di Jakarta sudah ada 495 yang positif," lanjutnya. "Sementara banyak warga Kota Tegal dan sekitarnya yang merantau di Jakarta. Ini akan berpengaruh buruk untuk masyarakat Kota Tegal. Makanya, Kota Tegal akan gunakan local lockdown ini seluruhnya. Ada 49-50 titik akan ditutup menggunakan beton."

Terkait keputusan Dedy, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkap kalau lokal lockdown akan berdampak pada perekonomian Tegal. Ia memprediksi kalau aktivitas ekonomi akan menyusut di wilayah Tegal.


Namun untungnya, hal ini tak akan berdampak besar pada perekonomian nasional. Piter juga menilai kalau penutupan terbatas ini tak akan mengganggu arus logistik baik menuju Jakarta maupun keluar Jakarta.

"Tentunya dengan lockdown aktivitas ekonomi di Kota Tegal menurun, dampak terhadap Kota Tegal terasa besar karena tentunya lockdown aktivitas ekonomi akan jauh lebih menyusut. Tapi, dampak ekonomi nasional sangat kecil karena pertama itu tadi, kedua kontribusi dari perekonomian Tegal terhadap ekonomi nasional kecil," kata Piter pada detikcom, Jumat (27/3). "Lockdown itu isolasi terbatas bukan lockdown sepenuhnya lockdown karena arus logistik masih jalan, arus antar provinsi masih jalan karena kita tahu bahwasanya tol di luar kota."

"Untuk logistik yang menghubungkan Jakarta, Jawa Tengah, Semarang dan seterusnya tidak ada yang terhenti, semua masih berjalan, sehingga dampak lalu lintas logistik boleh dikatakan nggak ada," lanjutnya.

Piter juga memuji inisiatif Dedy untuk menutup kota Tegal. "Saya kira yang dianggap lockdown Wali Kota Tegal arus manusia, keluar masuknya warga Tegal dari dan luar kota Tegal, itu saya kira yang dimaksud lockdown. Kalau saya mengapresiasi apa yang dilakukan Wali Kota Tegal karena yang menjadi penanggungjawab kesehatan masyarakat sebuah wilayah, di sebuah kota itu wali kotanya, bupatinya," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi menegaskan kalau keputusan Dedy justru sejalan dengan pemerintah pusat terkait pencegahan penularan virus Corona. Jumadi juga memastikan kalau Tegal tak akan menjadi kota mati.

"Pemerintah Kota Tegal tidak melawan pusat, kami in line (sejalan) dengan provinsi dan pusat," seru Jumadi. "Bukan (kota mati) seperti itu. Misalnya dia akan ke pasar, membeli makan, tetap boleh, tapi nanti di titik perbatasan, akan ketat. Ditanya dulu mau ke mana, keperluannya apa, kalau suhu di atas 38 derajat kami akan bawa ke rumah sakit."

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru