Ilmuwan Sampaikan 'Kabar Buruk' Terkait Tes Antibodi Virus Corona yang Dianjurkan Trump
Dunia

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menganjurkan agar warganya melakukan tes anitibodi virus corona beberapa waktu lalu. Sayangnya, sebuah 'kabar buruk' disampaikan oleh para ilmuwan tentang tes tersebut.

WowKeren - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta agar warganya melakukan tes antibodi beberapa waktu lalu. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah mereka terpapar virus corona (COVID-19) atau tidak.

Sayangnya, dalam sebuah panggilan telepon minggu lalu, beberapa ilmuwan top negara itu memberi tahu pejabat Gedung Putih tentang pengujian antibodi yang dilakukan. Mereka mengabarkan berita yang tak terlalu bagus.

Tes antibodi sendiri bertujuan untuk melihat apakah seseorang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19, sebuah indikasi bahwa mereka memiliki virus dan sekarang bisa kebal terhadapnya. Dr. Deborah Birx, koordinator gugus tugas koronavirus Gedung Putih, menyebut tes semacam itu "kritikal."

Tes ini dapat membantu menentukan apakah seseorang kebal terhadap virus corona atau tidak, "Hal ini akan menjadi penting ketika Anda berpikir tentang membuat orang kembali ke tempat kerja," menurut Dr. Anthony Fauci, anggota gugus tugas.

"Tes antibodi mengatakan Anda terinfeksi dan jika Anda merasa sehat, kemungkinan besar Anda sudah pulih," kata Fauci. "Ketika kita melihat ke depan, saat kita sampai pada titik setidaknya mempertimbangkan untuk membuka negara itu, sangat penting untuk menghargai dan memahami berapa banyak virus yang telah menembus masyarakat."

Pada 6 April lalu, anggota Komite Tetap Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional tentang Penyakit Menular dan Ancaman Kesehatan di Abad 21 mengatakan kepada anggota Kantor Putih Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung ada masalah dengan ketersediaan dan keandalan antibodi tes di Amerika Serikat sekarang. Adapun beberapa masalah tersebut adalah sebagai berikut.


Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melonggarkan aturannya. Perusahaan dapat menjual tes antibodi tanpa mengirimkan data validasi yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar berfungsi.

Asosiasi Laboratorium Kesehatan Masyarakat Amerika mengatakan bahwa hasil tes "jelek" membanjiri pasar. CEO asosiasi, Scott Becker mengatakan setidaknya setengah dari perusahaan yang membuat alat tes ini berasal dari Tiongkok.

Komisaris FDA Dr. Stephen Hahn mengatakan tes antibodi akan menjalani tinjauan ilmiah oleh National Cancer Institute. Karena kekhawatiran bila beberapa tes akan bingung untuk membedakan virus corona dan flu biasa. "Tes tersebut tak bisa membedakan keduanya," ujarnya.

Pada akhirnya, tes-tes tersebut justru mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka memiliki antibodi terhadap pandemi corona padahal nyatanya tidak demikian. Hal inilah yang membuat orang-orang berpikir bahwa mereka telah kebal padahal sesungguhnya tidak.

Permasalahan keduanya, adanya tes yang baik di tengah-tengah tes yang buruk. Namun tes tersebut tak bisa dilakukan oleh semua orang karena terbatas.

Ketiga, tidak sepenuhnya jelas apabila seseorang memiliki antibodi terhadap virus COVID-19 membuat mereka kebal dan tidak akan tertular kembali. "Apakah tingkat antibodi setara dengan resistensi untuk menjadi sakit lagi?" kata Dr. Harvey Fineberg, Ketua Komite NAS yang turut menghubungi Gedung Putih.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait