Masyarakat Diminta Siap Hadapi 'New Normal', Psikolog Beri Peringatan
Nasional

Psikolog turut menyoroti langkah pemerintah untuk memulai 'new normal' corona di masyarakat. Menurutnya, proses beradaptasi seseorang dalam penerapan 'new normal' dapat mempengaruhi kesehatan mental.

WowKeren - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan beragam skenario untuk menyambut "new normal" corona. Pasalnya, wabah COVID-19 di Tanah Air tak akan reda dalam waktu singkat.

Terkait penerapan "new normal" sendiri rupanya mendapatkan perhatian seorangn Psikolog Klinis Dian Selaras Layanan Psikologi Bali, Ida Ayu Saraswati Indraharsani. Ida mengatakan jika proses beradaptasi seseorang dalam penerapan “new normal” dapat mempengaruhi kesehatan mental.

“Dalam menghadapi era new normal itu, banyak tantangan yang harus dihadapi masyarakat salah satunya adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru. Ketika mereka tidak terbiasa dengan kondisi baru yang harus dihadapi, itu dapat menimbulkan stress karena penolakan terhadap kondisi itu," kata Saraswati di Denpasar, Senin (25/5). "Dalam proses penerimaan new normal itu memungkinkan seseorang untuk menolak beradaptasi, yang akhirnya akan jadi stres."

Ia menjelaskan jika beradaptasi tidaklah mudah karena ada beberapa proses penolakan terhadap kebiasaan – kebiasaan baru yang harus dijalani. Salah satunya muncul ketidaksenangan untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan baru itu, sampai akhirnya pada tahap menerima kondisi dan mau menjalankan kebiasaan baru tersebut.

Pasalnya, proses beradaptasi setiap orang berbeda-beda tergantung dari persepsi dan kemampuan individu untuk menerima situasi. Ia mengatakan proses untuk menjadikan suatu perilaku agar menjadi kebiasaan itu butuh waktu, ada yang mudah beradaptasi dan ada juga yang lebih lambat.


Lebih lanjut, Saraswati menjelaskan kesehatan mental adalah kondisi yang baik tentang pikiran, perasaan, dan perilaku sehingga seseorang mampu untuk menjalani suatu situasi dan mengoptimalkan kapasitas diri yang dimiliki.

Dalam proses penerimaan “new normal” memungkinkan seseorang untuk menolak beradaptasi, yang akhirnya akan jadi stres.Selain itu, kesehatan mental bukan sekedar kejiwaannya normal atau tidak, tapi kesehatan mental itu tentang kemampuan berpikir yang rasional, untuk mengekspresikan emosi yang dirasa dan berperilaku tepat dengan kondisi yang hadapi.

“Tidak mudah melihat definisi kesehatan mental karena kasat mata, enggak kayak kesehatan fisik yang bisa terlihat langsung, tapi sama kayak orang sakit fisik yang butuh waktu untuk sembuh, gitu juga kesehatan mental,” katanya.

Sementara itu, banyak pihak yang juga turut menyoroti wacana "new normal" corona namun penerapannya masih belum digambarkan secara jelas. "New normal" yang diterapkan saat ini masih berpusat untuk pencegahan penyebaran pandemi.

“Dengan adanya new normal ini lama-lama bisa menjadi gaya hidup, misalnya pergi kemanapun harus kalau ada di kerumunan orang kita akan pake masker, sehabis pergi atau menyentuh barang-barang di publik area kita akan selalu cuci tangan, atau langsung mandi sebelum kumpul sama keluarga,” kata Saraswati.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait