Limbah Masker Bekas di Jakarta Selama Pandemi Corona Capai 859 kg
Nasional

Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Andono Warih, menjelaskan pihaknya mengumpulkan dan memilah berbagai limbah rumah tangga, seperti masker untuk mencegah penyebaran virus corona.

WowKeren - Penggunaan masker sekali pakai meningkat di masa pandemi virus corona (COVID-19) yang telah berlangsung selama delapan bulan. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bahkan mencatat limbah masker rumah tangga selama pandemi telah mencapai 859,71 kilogram (kg).

"Selama masa pandemi ini telah berhasil dikumpulkan masker bekas dari rumah tangga sebanyak 859,71 kg," ungkap Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Andono Warih, dalam keterangannya pada Kamis (13/11). Menurut Andono, pihaknya mengumpulkan dan memilah berbagai limbah rumah tangga, seperti masker untuk mencegah penyebaran virus corona.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan pengolah limbah B3 untuk memusnahkan jenis limbah tersebut. "Ada tempat sampah khusus. Dimusnahkan," tutur Andono.

Sementara itu, limbah masker ini dinilai pengamat dapat menimbulkan berbagai masalah. Menurut pengamat lingkungan dari FPlk Institut Pertanian Bogor (IPB), Bidang Keahlian Ekotoksikologi, Etty Riani, limbah tersebut dapat mengancam faktor kesehatan jika tak dikelola dengan prosedur yang benar.

"Terkait pengelolaan limbah medis, yang dikhawatirkan adalah limbah yang berasal dari masyarakat," jelas Etty pada Juli 2020 lalu, dilansir Republika. "Banyak yang tidak paham (penanganannya), misalnya masker, mereka menggunakan sekali pakai."


Etty menjelaskan bahwa tata cara membuang masker sekali pakai adalah dengan mengguntingnya atau merusaknya terlebih dahulu. Kemudian masker tersebut dibungkus dengan plastik dan dibuang di tong sampah khusus bahan berbahaya beracun (B3).

Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia masih belum memahami tata cara tersebut dan membuang masker sama seperti membuang sampah biasa. Padahal sampah masker yang dibuang secara sembarangan akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan, terlebih jika sebelumnya digunakan oleh penderita COVID-19.

Selain perilaku masyarakat, kesiapan dan kesigapan dari pemerintah juga terbilang masih kurang. Etty menyatakan bahwa ada sebagian masyarakat yang sudah memahami cara membuang limbah masker dan sampah lainnya yang tergolong B3, tetapi petugas kebersihan justru mengumpulkan sampah-sampah itu menjadi satu dengan sampah biasa.

Tak hanya soal tata cara membuang limbah masker, ada juga masalah lain yang kerap terjadi. Yaitu bahayanya masker bekas yang didaur ulang secara tidak higienis.

"Limbah medis harusnya dimusnahkan, yang seringkali bermasalah adalah diolah kembali," kata Etty. "Sayangnya, mereka (pendaur ulang) melakukan itu tanpa memperhatikan keselamatan penguna dan dirinya sendiri."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait