Pemda Jadi 'Kunci' Sekolah Tatap Muka 2021, Begini Kata Para Gubernur dan Wali Kota
Reuters
Nasional

Pemda menjadi penentu apakah sekolah tatap muka di suatu wilayah akan digelar atau tidak, sesuai dengan keputusan Mendikbud Nadiem Makarim. Lantas bagaimana pendapat para kepala daerah?

WowKeren - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah mengizinkan pembukaan sekolah tatap muka mulai tahun 2021. Tak lagi berdasarkan zonasi risiko, kini pemerintah daerah lah yang memegang wewenang menentukan apakah sekolah tatap muka boleh digelar atau tidak.

Lantas bagaimana tanggapan para kepala daerah yang menjadi "kunci" pelaksanaan sekolah tatap muka? Apalagi kebijakan ini diiringi dengan banyaknya sikap skeptis dari publik serta belum adanya kepastian kapan vaksin akan diedarkan.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X tegas menyatakan daerahnya tidak akan terburu-buru. "Ini kan baru didesain, tapi masuknya kan masih Februari kita lihat dulu risikonya seperti apa," ujar Sultan di Kantor Gubernur DIY, Senin (23/11).

Namun demikian, Dinas Kependidikan Pemuda dan Olahraga DIY juga menegaskan bahwa siswa tidak akan masuk seluruhnya, namun hanya memenuhi kapasitas maksimal 50 persen. Namun tentu saja keputusan akhirnya masih menunggu hasil pengkajian dari Pemprov DIY.


Hal senada disampaikan oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Rudy menyatakan bahwa sekolah tatap muka selama pandemi tidak harus segera dilaksanakan, dan akan tetap mempertimbangkan sejumlah hal seperti jumlah kasus sampai izin orangtua.

"Saya nilai belum sepenuhnya karena masih menunggu izin orangtua. Ini belum sepenuhnya," jelas Rudy di Solo, dikutip dari Kompas, Selasa (24/11). "Kalau memang belum layak dan belum berani melaksanakan pembelajaran tatap muka, ya tidak perlu dilakukan dulu."

Wali Kota Malang Sutiaji mengungkap pihaknya sudah mulai mempersiapkan pos-pos anggaran protokol kesehatan COVID-19 di sekolah. Seperti pengadaan thermogun sampai hand sanitizer demi menyambut kebijakan sekolah tatap muka. Tampaknya sang wali kota optimis sekolah tatap muka bisa kembali dilakukan karena saat ini Kota Malang berstatus zona oranye.

"Kami sudah siapkan. Jadi hand sanitizer-nya, anggarannya, thermogun. SMK SMA sudah mulai izin. Kalau sekolah yang sedikit siswanya sudah mulai izin lagi," tutur Sutiaji di Balai Kota Malang, 5 Oktober 2020 silam.

Di sisi lain, kebijakan ini masih menuai pro dan kontra. Pasalnya sampai sekarang peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 terus terjadi dan membuat banyak pihak khawatir pembukaan sekolah tatap muka akan sangat berisiko.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait