Puncak Bogor Kerap Macet, Menhub Gandeng Sejarawan Hingga Antropolog Cari Solusi
Nasional

Permasalahan macet di Puncak sangatlah kompleks sehingga tidak bisa jika dilihat dari sisi transportasinya saja. Menhub mengibaratkan macet Puncak layaknya fenomena gunung es

WowKeren - Kondisi Puncak, Jawa Barat, yang kerap macet turut menjadi perhatian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Untuk mencari solusi ini pun Menhub bahkan sampai menggandeng sejarawan hingga antropolog.

"Mengapa kita undang para antropolog dan sejarawan?" kata Menhub dalam webinar seperti dikutip dari laman resmi Departemen Perhubungan, Rabu (30/12). "Karena berdasarkan suatu kajian bahwa apabila ada suatu persoalan yang begitu rumit seperti kemacetan di Puncak, maka antropolog dan sejarawan harus bicara atau dilibatkan untuk menyelesaikan."

Menurutnya, permasalahan macet di Puncak sangatlah kompleks sehingga tidak bisa jika dilihat dari sisi transportasinya saja. Layaknya fenomena gunung es, ia yakin ada kondisi lain yang berkaitan dengan kemacetan ini. "Puncak itu ibarat fenomena gunung es, dan persoalan transportasi hanyalah puncak gunung es dari masalah yang terlihat di kawasan ini," ungkap Menhub.


Selama ini untuk mengurai kemacetan di Puncak, pihak BPTJ, Kepolisian, maupun Pemda setempat sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Namun upaya itu hanya bisa dijadikan sebagai solusi jangka pendek.

"Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan yang sifatnya adalah jangka pendek seperti buka tutup jalan, satu arah, dan berbagai kegiatan," papar Budi. "BPTJ, dan juga berbagai pemangku kepentingan khususnya polisi dan Pemda juga berupaya melakukan rekayasa lalu lintas di Puncak dengan uji coba yang dilakukan pada akhir tahun 2019 melalui kanalisasi sistem 2-1."

Oleh sebab itu ia berharap agar ada solusi lain ke depannya yang bisa bertahan dalam jangak waktu yang lama. "Kami ingin ada langkah yang lebih komprehensif, di satu sisi bisa berikan layanan tetapi di satu sisi bisa berikan solusi," imbuhnya.

Sedangkan upaya jangka panjang dimaksudnya adalah misalnya dengan memberikan subsidi untuk pelayanan angkutan jalan melalui skema Buy The Service (BTS). "Dengan membangun angkutan massal yang memiliki kapasitas yang besar diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan baik angkot maupun penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini memadati kawasan puncak," lanjutnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru