LIPI Beri Peringatan Soal Sampah Medis yang Menumpuk di Teluk Jakarta
Nasional

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan adanya peningkatan volume sampah medis di teluk Jakarta selama pandemi COVID-19, mulai periode Maret-April 2020.

WowKeren - Selama pandemi COVID-19, volume sampah medis di Tanah Air semakin bertambah. Mulai dari masker, hazmat, alat perlindungan diri (APD) hingga faceshield banyak ditemukan di teluk Jakarta sejak Maret 2020.

"Peningkatan penggunaan plastik semasa pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan baru bagi komitmen Indonesia dalam mengurangi sampah plastik laut," kata Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam siaran persnya, Jumat (1/1). "Keberadaan limbah alat pelindung diri (APD) seperti masker medis di pantai menjadi topik hangat di sosial media pada tahun 2020, namun kajian komparatif terkait sampah medis sebelum dan semasa pandemi sangat minim."

LIPI melalui Pusat Penelitian Oseanografi merilis hasil monitoring sampah APD semasa pandemi dalam jurnal Chemosphere berjudul 'Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic'. Riset kolaborasi ini dilakukan oleh peneliti LIPI yakni M Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari, dengan Prof Etty Riani (IPB) dan Dr Nurhasanah (UT).

"Pada Maret-April 2020, kami menemukan tujuh jenis sampah medis baru yakni masker kain, masker scuba, masker medis N95, sarung tangan, hazmat, faceshield hingga jas hujan pengganti hazmat," kata tim peneliti LIPI dalam jurnal Chemospere yang diterbitkan pada 18 Desember 2020.

LIPI mengambil penelitian di dua aliran sungai menuju Teluk Jakarta, yakni sungai Cilincing dan Marunda. Hasilnya terjadi peningkatan pelepasan sampah harian ke dua sungai tersebut. "Pelepasan sampah harian meningkat sebesar 2% (Maret) dan 4% (April) di Cilincing, dan sebesar 9% (Maret) dan 6% (April) di Marunda," kata tim peneliti.


Dari penelitian ini, menunjukkan adanya peningkatan sampah medis di sungai akibat pandemi COVID-19, yakni sebesar 16 % menurut berat dan kelimpahannya selama pandemi di Jakarta. Dalam siaran pers LIPI, Reza Cordova dari Pusat Penelitian Osanografi menjelaskan plastik mendominasi sampah di muara sungai.

Ada peningkatan jumlah sampah sebesar 5%, namun anehnya terjadi penurunan berat sebesr 23-28%. Menurutnya, ini adalah indikasi perubahan komposisi sampah selama pandemi. Sampah APD sendiri terdiri dari ratusan item.

"Yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya," jelas Reza. "Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat 'penempelan' mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya."

Sementara itu, dilakukannya riset ini bertujuan mengajak masyarakat berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan. LIPI menyebut berbagai pihak harus melakukan pengawasan terkait sampah plastik selama dan setelah pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan guna mencari solusi efektif untuk penanganan limbah plastik, termasuk medis.

Peningkatan penggunaan plastik selama Pandemi COVID-19 menjadi tantangan baru bagi Indonesia dalam mengurangi sampah plastik laut. Hal ini bisa menjadi solusi penanganan wabah yang juga mengarah pada solusi pengelolaan limbah jangka panjang.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait