BPOM Thailand Larang Penggunaan Ivermectin untuk Pengobatan COVID-19
Dunia

Surachoke Tangwiwat dari Administrasi Obat dan Makanan Thailand mengatakan jika obat anti-parasit Ivermectin tidak dirancang untuk digunakan kepada manusia.

WowKeren - Seiring dengan berlangsungnya distribusi vaksin COVID-19, baru-baru ini nama ivermectin juga tengah menjadi pembicaraan. Obat ini diklaim sangat efektif untuk mencegah maupun mengatasi COVID-19 hingga sudah banyak digunakan oleh sejumlah negara di dunia.

Namun tampaknya tidak di Thailand. Administrasi Obat dan Makanan Thailand memperingatkan orang untuk tidak menggunakan obat yang biasanya disediakan untuk perawatan hewan tersebut sebagai obat untuk mengobati COVID-19. Surachoke Tangwiwat dari FDA mengatakan jika obat anti-parasit Ivermectin tidak dirancang untuk digunakan manusia.

Oleh sebab itu, obat ini dikhawatirkan bisa memberikan risiko yang lebih besar dibanding obat yang memang dibuat untuk manusia. Efek sampingnya bisa parah dan termasuk pusing, ruam, mual, gatal-gatal, dan potensi untuk secara serius mempengaruhi sistem saraf dan penglihatan orang.


FDA menegaskan bahwa studi mengenai seberapa efektif obat itu masih belum cukup. Sehingga Thailand melarang warganya untuk membeli obat ini jika tidak disertai resep dari dokter.

"Ivermectin secara teknis tidak diproduksi untuk digunakan pada manusia sehingga risikonya lebih besar daripada obat yang khusus dikembangkan untuk manusia," ujarnya. "Orang tidak boleh membelinya tanpa resep dan dalam hal apa pun, studi tentang keefektifannya terhadap virus belum selesai."

Menurut laporan Bangkok Post, Surachoke menunjukkan bahwa memang ada beberapa kasus dari obat yang digunakan untuk mengobati parasit dan kudis pada manusia. Namun untuk kemanjurannya melawan COVID-19 hingga kini masih belum ada bukti. Uji coba telah dilakukan untuk melihat penggunaannya terhadap virus. hasilnya, beberapa menyarankan itu efektif, sedangkan yang lain menyebut sebaliknya.

Diketahui, serentetan klaim di media sosial baru-baru ini menunjukkan jika penurunan kasus COVID-19 di India disebut-sebut terkait dengan pengobatan dengan Ivermectin. Namun, Fakultas Farmasi di Universitas Chiang Mai mengaitkan penurunan infeksi dengan lebih banyak vaksin yang diluncurkan. Bangkok Post melaporkan universitas itu telah menggambarkan klaim kemanjuran Ivermectin sebagai "berita palsu" yang dapat menyebabkan "konsekuensi yang mengerikan", terutama bagi orang tua yang mempercayainya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait