Gelombang 3 COVID-19 di Depan Mata, Epidemiolog 'Ramal' Daerah Ini Paling Terdampak
sehatnegeriku.kemkes.go.id
Nasional

Epidemiolog FKM UI Tri Yunis Miko mengungkap skenario terjadinya gelombang ketiga wabah COVID-19 di Indonesia, termasuk daerah yang sangat terdampak hingga tingkat keparahannya nanti.

WowKeren - Tak ada yang menampik potensi kedatangan gelombang ketiga wabah COVID-19 di Indonesia, bahkan Kementerian Kesehatan. Malah ada epidemiolog yang meyakini gelombang ketiga wabah COVID-19 akan tiba dalam waktu dekat.

Lantas apabila gelombang ketiga COVID-19 tiba, daerah mana yang diprediksi akan sangat terdampak? Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, menilai DKI Jakarta akan mencatatkan penambahan kasus positif COVID-19 terbanyak saat gelombang ketiga terjadi.

Menurut Miko, hal ini berkaitan dengan DKI Jakarta yang masih menjadi pusat penularan COVID-19 di Indonesia. Dan walaupun DKI Jakarta sudah mencapai target herd immunity alias kekebalan komunal pada Juli 2021, hal ini tak membuat warga Ibu Kota sepenuhnya terbebas dari peluang penularan baru virus Corona.

"Jakarta sebagai episentrum. Biasanya sebagai episentrum ya akan menjadi kasus tertinggi. Maka dari itu harus benar-benar hati-hati, karena peluang jadi tertinggi akan bisa terjadi karena episentrum wabah COVID-19 masih di Jakarta dan belum berubah," terang Miko kepada CNN Indonesia, Jumat (22/10).


Miko menjelaskan, status herd immnunity yang diklaim sudah terjadi di Ibu Kota dipengaruhi oleh dua faktor. Yang pertama karena zero surveillance test yang mencatat bahwa separuh warga DKI Jakarta sudah terinfeksi COVID-19.

Pasalnya herd immunity dapat tercapai akibat dua faktor, yakni infeksi alami dan vaksinasi. Sedangkan vaksinasi COVID-19 di Jakarta juga mendorong terjadinya herd immunity dengan cepat di Ibu Kota.

"Mungkin penduduk DKI pada bulan Juli itu terinfeksi mungkin sudah 70 persen, kemudian vaksinasi dosis dua sudah 90 persen lebih. Jadi kemungkinan, menurut saya semua orang sudah punya antibodi, sehingga mungkin kecil sekali yang tidak punya antibodi," ujar Miko.

Namun Miko memproyeksikan DKI Jakarta sebagai episentrum gelombang tiga wabah COVID-19 di Indonesia tidak akan separah sebelumnya. Kebanyakan kasus yang akan dikonfirmasi nanti adalah pasien tanpa gejala atau gejala ringan.

Dengan demikian, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) di Ibu Kota tidak akan sampai kolaps. "Gelombang ketiga di Indonesia tidak akan lebih besar dari gelombang satu atau dua, karena orang-orang sudah terinfeksi dan sudah tervaksinasi," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait