BPK Temukan Adanya Kelebihan Pembayaran Insentif, Kemenkes Minta Nakes Kembalikan
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Baru-baru ini, BPK menemukan adanya kelebihan pemberian insentif kepada para nakes. Mengetahui hal ini, Kemenkes lantas menindaklanjuti temuan dari BPK tersebut.

WowKeren - Para tenaga kesehatan (nakes) selama pandemi COVID-19 berlangsung dinilai sebagai garda terdepan. Maka dari itu, pemerintah memberikan apresiasi kepada mereka melalui insentif yang telah disalurkan sebelumnya.

Akan tetapi, baru-baru ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sebuah fakta yang mengungkapkan adanya kelebihab pembayaran insentif kepada para nakes. Berdasarkan temuan dari BPK ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun akhirnya meminta agar nakes mengembalikan kelebihan tersebut.

Berdasarkan dokumen yang diterima oleh detik.com, Kemenkes diketahui sudah menggelar rapat koordinasi dengan pengelola RS dan Puskesmas dari 31 provinsi di Indonesia. Dalam undangan tersebut, tertulis "Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Kelebihan Bayar Insentif pada Tenaga Kesehatan Tahun 2021".

Rapat mengenai kelebihan insentif nakes itu digelar pada Jumat (22/10) kemarin, secara virtual. Pada rapat ini, membahas mengenai tindak lanjut mekanisme pengembalian kelebihan insentif bagi nakes yang telah dibayarkan. Selain itu, dalam dokumen juga disebutkan ada 447 RS dan Puskesmas dari 31 provinsi yang nakesnya mendapat insentif berlebih.


Dalam surat tersebut diketahui tertanggal 21 Oktober dan ditandatangani oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kemenkes, dr. Trisa Wahjuni Putri. Di dalam dokumen ini juga terdapat Surat Pernyataan Kesediaan Pengembalian Kelebihan Pembayaran yang menyebutkan bisa secara tunai ataupun dicil dalam kurun waktu lama.

Kabar mengenai adanya kelebihan membayarkan insentif kepada nakes itu telah dibenarkan oleh Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), dr Lia G Partakusuma. Menurutnya, Persi akan meminta penjelasan dari Kemenkes mengenai laporan BPK yang menyebut adanya kelebihan insentif nakes.

"Kami mendengar adanya pertemuan tadi pagi yang mengundang 447 RS (rumah sakit) dan Puskesmas tentang kelebihan bayar nakes," terang Lia kepada detik.com, Jumat (22/10). "Kami akan meminta penjelasan serta mempelajari penyebab hal tersebut."

Akan adanya temuan itu, Lia berharap agar pemerintah bisa menemukan solusi terbaik, serta lebih bijaksana lagi dalam mengeluarkan aturan. "Karena nakes sudah mengeluarkan banyak energi dalam penanganan COVID-19, semoga pemerintah bisa lebih bijak, karena di era COVID-19 ini banyak yang serba baru, dan banyak pedoman yang berubah," tandas Lia.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait