Dukung Aturan Tes PCR Penumpang Pesawat, Satgas IDI Ingatkan Lonjakan COVID-19 RI Bulan Juli-Agustus
AFP/Bertrand Guay
Nasional

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai skrining COVID-19 ketat melalui tes PCR untuk penumpang pesawat sangat penting.

WowKeren - Aturan wajib tes PCR COVID-19 untuk penumpang pesawat di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan berlaku efektif mulai Minggu (24/10) besok. Berdasarkan SE Menhub Nomor 88/2021, penumpang penerbangan dari/ke bandara di Jawa-Bali, antar-kota Jawa-Bali, serta wilayah PPKM Level 3 dan 4 wajib menunjukkan kartu vaksinasi minimal dosis pertama dan surat keterangan negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan.

Meski menuai polemik, aturan wajib tes PCR bagi penumpang pesawat ini rupanya didukung oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Zubairi menilai skrining ketat berupa tes PCR untuk penumpang pesawat sangat penting.

"Jadi di satu pihak kita sudah melonggarkan (syarat dan aturan) dan ini mengkawatirkan. Sehingga amat pantas untuk memperketat skriningnya," tutur Zubairi kepada Kompas.com, Sabtu (23/10).

Lebih lanjut, Zubairi menjelaskan bahwa tes PCR lebih baik dibandingkan tes swab antigen karena memiliki akurasi yang lebih tinggi dalam mendeteksi COVID-19. Zubairi juga memaparkan bahwa kondisi pesawat yang cenderung lebih tertutup membuatnya memiliki potensi penularan virus yang lebih tinggi.


"Potensi penularan (COVID-19) tinggi di ruang tertutup, kondisi banyak orang dan waktunya lama. Misalnya, pesawat terbang, kapal pesiar dan sebagainya," kata Zubairi.

Zubarii lantas mengingatkan tentang kondisi pandemi Indonesia kala kasus COVID-19 melonjak pada bulan Juli-Agustus 2021 lalu. Dalam periode tersebut, Indonesia dua kali mencatat lebih dari 2.000 kasus kematian COVID-19 dalam sehari.

"Pada saat itu Indonesia pernah mencatat kematian akibat Covid-19 mencapai lebih dari 2.000 kasus dalam sehari," paparnya. "Selain itu, Indonesia juga pernah mengalami jumlah kasus mingguan paling tinggi di dunia."

Sedangkan saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia sudah menurun drastis. Oleh sebab itu, Zubairi menilai kondisi ini perlu terus dipertahankan.

"Jumlah orang meninggal juga di bawah 100 secara harian, sementara positivity rate kita di bawah 2 persen," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait