Indonesia Tolak Proposal Resolusi Eropa Soal Perang Rusia-Ukraina, Dinilai Hakimi Satu Pihak
Pixabay/Mediamodifier
Nasional

Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat RI menyampaikan penolakan atas proposal resolusi dari Eropa terkait perang Rusia dan Ukraina dalam sidang parlemen sedunia. Kenapa?

WowKeren - Indonesia melalui Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat RI menolak proposal resolusi yang ditawarkan parlemen negara-negara Eropa mengenai perang Rusia dan Ukraina. Proposal itu diajukan sebagai rancangan resolusi emergency item dalam sidang parlemen sedunia (Inter-Parliamentary Union/IPU) ke-144 di Nusa Dua, Bali, 20-24 Maret 2022.

Ketua Badan Kerja sama Antar Parlemen DPR, Fadli Zon, mengatakan sebagian anggota IPU menilai proposal resolusi yang diajukan parlemen Eropa terlalu keras dan menghakimi Rusia. Sementara sikap Indonesia dalam hal ini mengharapkan parlemen mempunyai peran menjembatani dan mencari solusi dari konflik Rusia dan Ukraina. Bukan malah menghakimi salah satu pihak.

“Bukan sekadar menyerang salah satu pihak, karena itu tidak ada menyelesaikan masalah,” ucap Fadli usai pembukaan pertemuan Grup ASEAN + 3, di Bali International Convention Center, Minggu (20/2). Tiga negara mitra ASEAN dalam pertemuan grup itu adalah Korea Selatan, Cina, dan Jepang.

Delegasi Indonesia tetap mengusulkan emergency item tentang perang Rusia Ukraina, tapi dari sisi peran parlemen. Prinsipnya adalah memformulasikan peran parlemen dalam menjembatani konflik yang sedang terjadi. Fadi Zon menyebut Indonesia berniat berbicara dengan kedua parlemen untuk mencari solusi damai.

"Jika diperlukan dibuat semacam task force, komite ad hoc untuk bicara ke parlemen Rusia maupun Ukraina. Itu yang kami usulkan," dia menuturkan.


Sementara itu, delegasi parlemen dari Rusia dan Ukraina diketahui tidak hadir dalam sidang IPU 2022, baik secara langsung maupun daring. Fadli Zon menduga, Ukraina absen karena sedang mengalami kesulitan akibat perang. Sedangkan Rusia menganggap salah satu anggota Komite Eksekutif IPU pernah melontarkan pernyataan sepihak.

“Emergency item yang kami sampaikan ialah bagaimana mencari solusi, bukan menambah penghakiman terhadap salah satu pihak, tapi kemudian tidak ada solusi,” kata Fadli.

Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk F Paulus, setelah membuka pertemuan grup ASEAN+3 menimpali, emergency item versi Indonesia berjudul ‘The Role of Parliament in Supporting Peaceful Solution to Russian and Ukrainian Conflict.’ Dia menjelaskan, tujuan emergency item itu adalah meningkatkan solidaritas parlemen melalui diplomasi yang efektif dalam menangani konflik yang mengancam perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia di seluruh dunia.

Selaras dengan Fadli, Lodewijk menyatakan sikap Indonesia dalam krisis Rusia dan Ukrania adalah menawarkan solusi, bukan bersikap memihak ke salah satu negara. Lodewijk menilai sikap keberpihakan tidak baik bagi Indonesia secara politik. Sebab Indonesia bersahabat dengan Ukraina maupun Rusia.

“Dalam konteks menjaga perdamaian dunia, kita sebagai negara nonblok harus melihat situasi ini. Jangan sampai geopolitik ini berpengaruh pada geostrategi kita," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru