Hadapi Kenaikan Harga Hingga Kelangkaan Pasokan Imbas Sanksi, Warga Rusia Ikut Timbun Kondom?
Pixabay/Tumisu
Dunia

Warga Rusia kini tengah menghadapi kenaikan harga hingga ancaman kelangkaan pasokan imbas dari berbagai sanksi yang diberikan Barat atas invasi ke Ukraina. Bahkan, kini warga Rusia juga mulai menimbun kondom.

WowKeren - Rusia diketahui telah menerima berbagai sanksi, termasuk sanksi ekonomi atas keputusan mereka melancarkan serangan ivasi ke Ukraina. Alhasil, kini sejumlah pasokan kebutuhan pokok di negara itu tampaknya mulai mengalami kenaikan harga dan stoknya berkurang.

Harga konsumen melonjak 2,2% pada minggu pertama invasi, dengan makanan di antara kenaikan terbesar. Beberapa toko membatasi penjualan bahan pokok setelah adanya laporan penimbunan.

Daria, seorang warga yang tinggal di pusat kota Moskow, mengatakan bahwa dia belum melihat ada rak kosong. Meski begitu, dirinya tetap bersiap-siap.

"Makanan tidak akan hilang tetapi akan menjadi lebih mahal. Berapa jauh lebih mahal, saya tidak bisa membayangkan - dan saya takut untuk memikirkannya," ujar Daria, melansir BBC.

Dia juga telah memesan persediaan obat tekanan darah tingginya untuk tiga bulan ke depan. Daria mengatakan beberapa obat sudah sulit didapat.


Tak hanya kebutuhan pokok dan obat-obatan, bahkan kini warga Rusia tampaknya mulai menimbun kondom. Permintaan kondom di Rusia dikabarkan meningkat karena kekhawatiran kenaikan harga dan kekurangan pasokan akibat sanksi Barat.

Pengecer online terbesar di negara itu, Wildberry melihat penjualan kondom melonjak 170 persen dalam dua minggu pertama bulan Maret dibandingkan dengan tahun lalu setelah invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Jaringan farmasi besar 36,6 juga melaporkan kenaikan penjualan sebesar 26 persen.

Secara keseluruhan, ada peningkatan mencapai 32 persen dalam nilai pembelian kondom kimia dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara supermarket mengatakan penjualan mereka naik 30 persen menurut laporan dari The Mirror.

Salah satu pemilik toko seks Prezervativnaya, Yesenia Shamonina mengatakan bahwa orang-orang menimbun barang meskipun ada kenaikan harga. Yesenia mengungkap bahwa biaya untuk konsumen telah meningkat hingga 50 persen tergantung pada mereknya.

Sementara itu, outlet juga dipaksa untuk meneruskan kenaikan harga yang disebabkan oleh penurunan nilai mata uang rubel Rusia terhadap mata uang utama Barat. Secara tradisional, Rusia diketahui mengimpor 600 juta kondom per tahun, dan memproduksi 100 juta.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait