Jepang Batalkan 40 Juta Dosis AstraZeneca di Tengah Kekhawatiran Soal Pembekuan Darah Langka
Pixabay/Johaehn
Dunia

Jepang membatalkan pengiriman 40 juta dosis vaksin AstraZeneca ke negara mereka sementara sebanyak 20 juta lainnya kemungkinan juga akan dibuang. Apa alasannya?

WowKeren - Sejumlah negara masih hingga kini masih harus berjuang keras menghadapi pandemi COVID-19. Pemberian vaksin COVID-19 pun hingga saat ini juga masih terus diupayakan. Salah satunya adalah Negeri Matahari Terbit, Jepang.

Akan tetapi baru-baru ini pemerintah Jepang dikabarkan telah membatalkan pengiriman sekitar 40 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang memiliki tingkat penggunaan rendah karena kekhawatiran tentang pembekuan darah. Hal itu disampaikan oleh salah seorang pejabat kementerian kesehatan.

Yasuyuki Sahara, yang mengepalai Biro Kementerian Layanan Kesehatan, mengungkapkan bahwa pembatalan itu dilakukan pada sesi Senin (11/4) di Komite Audit dan Pengawasan Administrasi Majelis Rendah. Sayangnya, Sahara tak memberikan alasan jelas mengenai keputusan pembatalan tersebut.

“Kami dapat membatalkan pasokan jika kami tidak membutuhkannya," ujar Sahara menanggapi pertanyaan dari Hajime Yatagawa, seorang anggota parlemen dari oposisi utama Partai Demokrat Konstitusional Jepang.


Bagaimanapun, Sahara menolak untuk menjawab pertanyaan tentang apakah pemerintah membayar denda untuk pembatalan tersebut. Sahara mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengambil risiko merusak upaya Jepang untuk mengamankan dosis vaksin.

Dosis tersebut kira-kira sepertiga dari 120 juta dosis yang disetujui perusahaan farmasi Inggris untuk dipasok ke Jepang berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani dengan pemerintah. Sampai saat ini, kementerian menolak untuk mengungkapkan jumlah spesifik dosis vaksin AstraZeneca yang dipasok dari perusahaan, dengan alasan perlu menjaga kerahasiaan kesepakatannya dengan perusahaan.

Dari 120 juta dosis, hanya sekitar 200 ribu yang dikirim ke pemerintah daerah untuk inokulasi. Hal itu dilakukan di tengah kekhawatiran terjadinya pembekuan darah langka yang dilaporkan di luar negeri dalam beberapa kasus dari mereka yang diinokulasi dengan vaksin.

Pemerintah pusat menyisihkan hingga 60 juta dosis vaksin untuk disumbangkan ke negara dan wilayah lain. Sementara sejauh ini telah mengirim sekitar 43 juta dosis ke luar negeri.

Sisa 20 juta dosis, tidak termasuk yang dibatalkan, kemungkinan akan dibuang ketika kadaluarsa enam bulan setelah tanggal pembuatannya. Seorang pejabat senior kementerian sebelumnya mengatakan pemerintah “tidak punya pilihan selain membuangnya ketika mereka kedaluwarsa".

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait