SBY 'Walk Out' dari Kampanye Damai Karena Diteriaki Pendukung Jokowi, Tim Sukses Minta Maaf
Nasional

Walk out-nya SBY dari lokasi kampanye adalah bentuk protes terhadap kehadiran relawan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang membawa alat peraga kampanye.

WowKeren - Deklarasi Kampanye Damai kedua pasangan calom presiden dan wakil presiden telah diselenggarakan Komisi Pemilihan umum (KPU) di kawasan Monas, Jakarta Barat pada Minggu (23/9) kemarin. Sebelumnya, pada Jum'at (21/9) Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mengambil nomor urut di gedung KPU.

Acara tersebut ternyata tak berjalan semulus yang terlihat. Mantan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang seharusnya menghadiri acara tersebut hingga selesai, walk out setelah melihat beberapa hal yang dianggapnya melanggar ketentuan dari KPU yakni membawa atribut kampanye capres-cawapres atau parpol kecuali yang disediakan oleh penyelenggara.

SBY sendiri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sudah sempat mengikuti parade partai-partai peserta pemilu yang memiliki rute Monas, ke Jalan Medan Merdeka Barat, dan kembali ke titik awal. Namun, Di tengah-tengah parade, SBY tiba-tiba meninggalkan barisan Partai Demokrat karena melihat apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran.

Walk out-nya SBY dari lokasi kampanye adalah bentuk protes terhadap kehadiran relawan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang membawa alat peraga kampanye. Bahkan menurut Wasekjen Demokrat Andi Arief, ada massa Projo yang meneriaki mobil golf SBY, dilansir dari akun Twitter pribadinya.

"PROJO memprovokasi pilpres damai menjadi pilpres anarkis. WAKTU mobil karnval pak SBY lewat, relawan projo teriak2 bang dukung jokowi dan merangsek mendekat ke ronbongan SBY. SUDAH keterlaluan," tulis Andi. Sekjen Partai Demokrat Hincan Panjaitan juga menceritakan percakapannya dengan SBY.


"'Sampaikan kepada KPU saya walkout'. 'Kenapa pak?' saya bilang. 'Saya lihat, anda lihat semuanya aturan mainnya tidak seperti yang dikatakan KPU'," ujar Hincan.

Menanggapi hal tersebut, Tim Kampanye Nasional Jowowi-Ma'ruf meminta maaf jika tindakan relawannya membuat SBY meninggalkan acara tersebut. Direktur Tim Kampanye TKN, Aria Bima mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah merencanakan tindakan provokasi terhadap SBY.

"Menyangkut Pak SBY, kalau itu terjadi dan membuat Pak SBY tidak berkenan, kami mohon maaf," ujar Aria di Rumah Cemara, dilansir dari CNN Indonesia pada Senin (24/9).

Aria juga mengatakan, pihaknya sudah berusaha untuk melaksanakan dan mematuhi aturan KPU sebelum mengikuti acara tersebut. Bahkan mereka telah menyeleksi relawan hingga memeriksa atribut sebelum masuk ke dalam area acara. Namun, untuk ares di luar lokasi acara merupakan kawasan umum, mereka tidak bisa mengontrol hal itu.

"TKN sudah benar-benar menyiapkan bagaimana aturan yang dilaksanakan KPT kami taati semaksimal mungkin," tutur Aria. "Untuk wilayah yang di luar grade area KPU yaitu ruang publik itu sudah menjadi wilayah umum, tidak bisa lagi kita melakukan pelarangan buat para timses".

KPU juga telah mengklarifikasi protes Partai Demokrat mengenai atribut kampanye yang dibawa oleh relawan Jowoki-Ma'ruf. Arief Budiman selaku Ketua KPU menjelaskan, area yang ramai atribut bukan merupakan bagian dari yang telah ditentukan oleh KPU. Mereka tidak dapat melarang masaa pendukung yang berada di luar jalur karnaval.

"Jadi begini, sebetulnya yang sudah kita atur semua delegasi yang ada di dalam jalur karnaval. Memang kalau yang di luar ini, kita tidak bisa ngatur," ujar Ketua KPU Arief Budiman di Monas, Jakarta Pusat. "Pertama ini sudah masa kampanye, orang boleh saja kampanye, sepanjang regulasinya dipatuhi. Kedua, khusus kegiatan ini sepanjang jalur kita kontrol, siapa saja, berapa banyak, jumlah kaos kita bagikan, juga atribut, semua diperhatikan."

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel