Flu tulang adalah nama lain dari penyakit Chikungunya yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegepti.
- Nur Islamiyah
- Selasa, 25 September 2018 - 08:59 WIB
WowKeren - Berbagai macam wabah flu mengancam kesehatan kita. Mulai dari influenza, flu burung, flu babi hingga flu tulang. Kalian pernah mendengar istilah flu tulang, kan? Penyakit ini memiliki nama lain yakni Chikungunya. Disebut flu tulang sebab cenderung memberikan efek nyeri pada tulang dan sendi.
Penyakit Chikungunya ini pertama kali terindentifikasi selama wabah di wilayah Newala, Tanzania pada 1952. Kemudian, penyakit ini menyebar hingga ke Afrika, Asia, Eropa serta di perairan India dan Pasifik.
Dilansir dari Hello Sehat, flu tulang sendiri pertama kali dilaporkan terjadi di Samarinda pada 1973 silam, dikutip dari Jurnal Litbang Kementrian Republik Indonesia. Awal 2001, kejadian luar biasa demam chikungunya terjadi di Muara Enim dan Aceh. Kemudian menjangkit Bogor pada Oktober, dan Bekasi, Purworejo, serta Klaten pada tahun berikutnya.
(wk/nris)1. Penyebab dan Penularan Flu Tulang
Flu tulang disebabkan oleh virus jenis Chikungunya dari genus Alphavirus dan famili Togaviride. Virus ini dapat menjangkit manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegepti atau Aedes albopictus yang terinfeksi. Mungkin kalian tidak asing dengan jenis nyamuk tersebut, kan? Nyamuk itu memang sama dengan yang membawa penyakit demam berdarah (DBD).
Biasanya, masyarakat akan lebih berhati-hati pada nyamuk yang terdapat di malam hari. Padahal, gigitan nyamuk juga sama berbahayanya pada siang hari, lho. Seperti nyamuk yang menyebabkan flu tulang ini lantaran puncak aktivitas mereka berada di waktu siang dan sore hati. Namun pada beberapa kasus, nyamuk ini juga menginfeksi di malam hari. Artinya kalian harus tetap waspada baik itu pada pagi dan malam hari.
Selain itu, jarang sekali ditemukan virus penyebab flu tulang yang menyebar dari ibu ke bayi do sekitar waktu kelahiran. Bagi ibu yang dalam masa menyusui juga tak perlu khawatir, si kecil tidak akan tertular, kok.
2. Gejala Serta Perbedaan Flu Tulang dengan Demam Berdarah
Sebelumnya telah disebutkan bahwa penyakit flu tulang disebabkan karena infeksi dari nyamuk betina Aedes aegepti yang juga menimbulkan DBD. Namun, virus yang ditularkan berbeda. Flu tulang disebabkan karena virus Chikungunya, sementara DBD oleh virus Dengue.
Flu tulang sendiri memiliki gejala yang sama dengan DBD, lho. Karena hal itu, sering kali pasien didiagnosis DBD dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Meskipun penyakit ini jarang menyebabkan komplikasi yang fatal dan mengancam nyawa, namun gejalanya dapat mengganggu dan memakan waktu cukup lama dalam penyembuhan.
Apa saja sih gejala flu tulang itu? Sama seperti DBD, flu tulang dikenal dari demam tinggi mencapai 39 hingga 40 derajat Celcius. Namun, perbedaannya adalah pola demam DBD membentuk pelana kuda. Sedangkan flu tulang tidak memiliki pola yang khas.
Selain demam tinggi, penderita flu tulang juga mengalami ruam kemerahan pada kulit, mata merah, muncul gejala flu disertai kejang, sakit kepala, muntah bahkan diare. Sesuai namanya, penderita juga akan mengalami nyeri pada sendi bagian pergelangan kaki, punggung bawah, lutut, antar jari atau pergelangan tangan. Persendian terkadang juga membengkak.
Rasa nyeri yang disebabkan flu tulang membuat tubuh menjadi lemah. Jika sudah berlebihan, penderita dapat merasakan sakit pada tulang dan sendi hanya karena sentuhan. Flu tulang juga menyebabkan penderitanya tidak bisa bergerak dan berada dalam posisi meliuk atau membungkuk akibat nyeri hebat yang dirasakannya.
Setelah seminggu, biasanya penderita akan merasa lebih baik. Namun, ada juga yang merasakan nyeri sendi akibat penyakit ini hingga beberapa bulan, lho. Jika sudah pernah terkena penyakit ini, kalian akan terlindungi dari infeksi berikutnya.
