Menurut abdi dalem makam Raja-Raja, Joko Nugroho, longsor tersebut diduga disebabkan oleh adanya retakan akibat gempa pada 2006 silam.
- Bertilia Puteri
- Selasa, 19 Maret 2019 - 10:26 WIB
WowKeren - Hujan deras yang melanda wilayah Bantul, Yogyakarta, pada Minggu (17/3) kemarin mengakibatkan tanah longsor di sejumlah titik. Salah satunya melanda tebing kompleks makam Raja-Raja Mataram, Imogiri. Saksi mata sekaligus abdi dalem makam raja Imogiri, Joko Nugroho, menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Minggu petang.
"Tanah longsor berada di sisi barat area bangunan calon makam Hamengku Buwono X," tutur Joko dilansir Tribunnews, Senin (18/3). "Dengan lebar areal sekitar 50 meter dan kedalaman lebih dari 100 meter."
Menurut Joko, dugaan penyebab longsor adalah fondasi yang tak mampu menahan gerusan air dan tanah secara terus menerus. Kejadian tersebut lantas berdampak pada bangunan rumah warga yang terletak di bawah kompleks makam.
"Kejadian longsor waktu malam," jelas Joko. "Dan berdampak pada bangunan warga di bawahnya."
Diketahui, ambrolnya tebing tersebut menerjang dua rumah di Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Satu orang meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Tak hanya menimpa rumah warga, longsor tersebut juga merusak jalan penghubung antara makam Sultan Hamengku Buwono IX dan calon makam Sultan Hamengku Buwono X. Joko juga menduga bahwa longsor tersebut disebabkan oleh adanya retakan akibat gempa pada 2006 silam.
"Yang jebol itu fondasi pada bangunan calon makam Sri Sultan HB X. Memang bangunannya baru dibandingkan dengan makam Sri Sultan HB IX," terang Joko. "Kemungkinan karena fondasi tidak kuat menahan air, apalagi ada retakan akibat gempa bumi tahun 2006."
Kondisi makam Raja-Raja Mataram yang jebol pun lantas diabadikan dan diunggah ke media sosial oleh beberapa warganet. Salah satunya adalah akun Twitter @wsguntoro.
Kondisi tangga menuju kompleks makam raja di Imogiri Bantul Yogyakarta setelah banjir 17-03-19
— ws guntoro (@wsguntoro) March 18, 2019
Tetap berdoa, eling lan waspada
🙏🙏🙏 pic.twitter.com/sB8t7prmCL
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho, mengungkap bahwa peristiwa ini memerlukan tindakan segera. Namun tindakan tersebut masih belum dapat diambil lantaran Aris masih perlu berkoordinasi terkait teknis dan anggaran.
"Melihat situasi di lapangan dulu kondisinya seperti apa, baru setelah itu kita diskusikan," ujar Aris, Senin. "Belum ada tindakan apa-apa."
(wk/Bert)