Lokalisasi di Semarang Ditutup, Eks Pekerja Minta Ganti Rugi Rp 100 Juta
Nasional

Pemkot Semarang disebut menyediakan tali asih sebesar Rp 5-10 juta untuk setiap pekerja, dengan harapan dapat digunakan untuk membuka usaha. Namun para pekerja menilai uang tersebut tidak cukup.

WowKeren - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang baru-baru ini menyampaikan rencana hendak menutup Lokalisasi Argorejo Sunan Kuning. Tak serta-merta menutup, pihak Pemkot pun bersedia memberikan tali asih sebagai kompensasi kepada para pekerja seks komersial (PSK) di lokasi tersebut. Diharapkan tali asih yang diberikan dapat digunakan untuk modal usaha.

Namun rupanya rencana Pemkot ini masih menimbulkan keraguan bagi W (37), salah satu PSK di sana. Pasalnya nominal tali asih yang diberikan oleh Pemkot, menurutnya, tak akan cukup untuk dijadikan modal usaha.

"Tali asihnya berapa ya? Saya dan teman-teman itu tambah bingung," katanya, Senin (12/8). "Kalau hanya di kisaran Rp 5 (juta) sampai Rp 10 (juta), mana bisa untuk modal usaha. Kalau modal usaha ya biasanya Rp 50 (juta) sampai Rp 100 juta."

Perempuan asal Salatiga ini mengaku terpaksa menjadi PSK karena terdesak keadaan. Ia mengaku telah ditinggalkan suaminya sehingga harus berjuang sendiri demi menafkahi kedua anaknya. Untuk saat ini, kedua anaknya itu ia titipkan di rumah orang tuanya di kampung halaman.


"Yah, dikatakan terpaksa, ya terpaksa, Pak. Siapa yang mau jadi gini, jual diri?" katanya, dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (13/8). "Tapi mau gimana lagi? Anak saya masih kecil, butuh susu dan biaya sekolah. Saya juga bantu kebutuhan orang tua juga."

Hal senada juga diungkap oleh aktivis kemanusiaan dari LSM Lentera Asa. Ketua Lentera Asa, Ari Triyadi, berharap agar pemerintah setempat memberikan solusi bagi para PSK yang kehilangan mata pencaharian.

Penutupan area lokalisasi ini juga berdampak pada warga sekitar. Pasalnya mereka membuka sejumlah usaha seperti warung makan, kedai minum, dan tempat karaoke di wilayah tersebut.

"Jangan sampai pemerintah menutup tanpa memberi solusi. Mereka ini butuh hidup, butuh nafkahi keluarga," kata Ari. "Ibaratnya, hukum Tuhan pun terpaksa mereka langgar untuk urusan perut."

"Kita selesaikan secara tuntas," imbuhnya. "Beri mereka ini pelatihan dan keterampilan karena dampaknya tidak hanya (ke) PSK, tetapi juga warga lain yang buka usaha."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru