Pengacara Habib Rizieq, Sugito Atmo Prawiro, balik bertanya pada Mahfud MD apakah kliennya akan dijamin bisa pulang apabila surat pencekalan itu dikirim ke sang Menko Polhukam.
- Bertilia Puteri
- Senin, 11 November 2019 - 17:07 WIB
WowKeren - Isu kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, kembali ramai dibahas. Pasalnya, Habib Rizieq baru saja menunjukkan surat pencekalan dirinya dari pemerintah RI untuk pemerintah Arab Saudi lewat video yang diunggah ke kanal YouTube "Front TV".
Surat pencekalan itu disebut Habib Rizieq membuat dirinya tidak bisa pulang ke Tanah Air. Menko Polhukam Mahfud MD lantas meminta Habib Rizieq untuk mengirimkan surat pencekalan tersebut kepada dirinya.
Menanggapi permintaan Mahfud tersebut, pengacara Habib Rizieq pun buka suara. Sang pengacara yang bernama Sugito Atmo Prawiro tersebut justru balik bertanya apakah kliennya akan dijamin bisa pulang apabila surat pencekalan itu dikirim ke Mahfud.
"Saya belum komunikasi dengan beliau. Cuma kalau surat diperlihatkan atau disampaikan apakah ada jaminan Habib Rizieq pulang?" tutur Sugito dilansir detikcom pada Senin (11/11). "Karena kan ada misinformasi sekarang ini seakan-akan Habib Rizieq ini yang tak ingin pulang."
Menurut Sugito, Habib Rizieq sebenarnya sudah lama ingin keluar dari Arab Saudi. Sugito juga mengaku bahwa Habib Rizieq memiliki rencana untuk menyelesaikan kuliah doktoral di Malaysia.
"Padahal kan sebelum Pilpres atau Pileg itu Habib Rizieq sudah mau pulang," ungkap Sugito. "Kalaupun tidak ke Indonesia, Habib ingin ke Malaysia untuk menyelesaikan sidang terbuka S3."
Terkait dengan surat pencekalan Habib Rizieq, Sugito menyebut akan menunjukkannya di waktu yang tepat. Pasalnya, Sugito ingin memastikan terlebih dahulu bahwa Habib Rizieq bisa pulang ke Tanah Air.
"Jadi mengenai surat pencekalan itu benar adanya. Cuma momentumnya belum tepat kalau diperlihatkan atau diserahkan ke instansi yang ada di Indonesia," jelas Sugito. "Kecuali memang sudah ada sinyal kuat bahwa Habib Rizieq tidak dicekal oleh pemerintah Saudi. Sehingga cekal yang diajukan Pemerintah Indonesia itu dicabut sehingga beliau bisa pulang."
(wk/Bert)
