Susul Mahfud MD dan Jokowi, Sri Mulyani Juga Blak-Blakan Soal Risiko Resesi Indonesia
Instagram/smindrawati
Nasional

Menkeu Sri Mulyani buka-bukaan soal risiko Indonesia masuk ke jurang resesi pada Kuartal III 2020 nanti. Hal ini tak lepas dari kondisi penanganan pandemi COVID-19.

WowKeren - Beberapa waktu belakangan sejumlah pejabat pemerintahan blak-blakan mengungkap potensi resesi ekonomi Indonesia. Beberapa yang sudah buka-bukaan soal krisis ini adalah Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Pernyataan mereka pun tak salah mengingat Kuartal II 2020 kemarin ekonomi Indonesia sudah ambles ke level minus 5,3 persen, sehingga bila situasi serupa terjadi pada Kuartal III 2020, Indonesia masuk ke jurang resesi. Dan kali ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lah yang menyampaikan hal tersebut.

Sri Mulyani blak-blakan menyebut bahwa Indonesia tampaknya tak bisa menahan resesi ekonomi di tahun ini. Sebab setelah menjalani 2 bulan di periode Kuartal III 2020, sangat sulit bagi Indonesia untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi sampai level minimal 0 persen alih-alih minus.

"Di Kuartal III 2020 masih mengalami negative growth," ungkap Sri Mulyani dalam Rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (2/9). "Bahkan di Kuartal IV 2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral."


Situasi ini memang menjadi periode yang sangat berat bagi ekonomi Indonesia, baik dari sisi konsumsi, investasi, hingga perdagangan. Bahkan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu meramalkan ekonomi Indonesia akan berada di rentang minus 1,1 persen sampai positif 0,2 persen hingga akhir tahun 2020.

Untuk mencapai level 0,2 persen ini pun, imbuh Sri Mulyani, diperlukan perjuangan yang berat. Sebab dengan demikian harus ada recovery di Kuartal III dan IV 2020.

Sedangkan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan ada di rentang 4,5 sampai 5,5 persen. Namun tentu saja situasi ini tak bisa didapat kecuali pandemi COVID-19 bisa tertangani dengan baik di Semester II 2020.

Salah satu yang menjadi tumpuan kembalinya ekonomi Indonesia adalah vaksin COVID-19. Indonesia sendiri mengklaim sudah mengamankan sampai puluhan juta dosis pada akhir 2020 ini.

"Semua prediksi mengenai vaksin baru akan akan dilakukan secara luas setelah vaksin ditemukan dan vaksinasi meluas di Semester II 2020," terang Sri Mulyani. "Jadi Semester I 2021 tidak bisa asumsikan pemulihan full power, sebab COVID-19 masih jadi salah satu faktor yang menahan di konsumsi dan investasi maupun pemulihan ekonomi global."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait