Wiku Adisasmito Jelaskan 5 Tahap yang Harus Dilakukan Agar Sekolah Bisa Dibuka Lagi
Pexels/Agung Pandit Wiguna
Nasional

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito lantas mengungkapkan sejumlah tahapan yang harus dilalui agar pembelajaran tatap muka bisa dimulai kembali.

WowKeren - Pembukaan sekolah tatap muka di tengah pandemi virus corona (COVID-19) masih terus dibahas. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito lantas mengungkapkan sejumlah tahapan yang harus dilalui agar pembelajaran tatap muka bisa dimulai kembali.

"Saya mungkin mau menjelaskannya bukan dari konteks hanya vaksinasi," papar Wiku di Jakarta Timur, Senin (22/3). "Membuka suatu aktivitas kegiatan sosial, ekonomi salah satunya pendidikan, itu ada tahapan-tahapan yang dilalui."

Menurut Wiku, setidaknya ada lima tahapan yang harus dilewati menjelang pembukaan sekolah tatap muka. Tahapan tersebut terdiri dari prakondisi, timing, prioritas, koordinasi, dan monitoring.

"Ada lima tahapan. Pertama prakondisi, kedua adalah timing, kapan dibukanya, yang ketiga adalah prioritas, sektor mana yang dibuka atau daerah mana yang dibuka, kemudian berikutnya keempat adalah koordinasi pusat dan daerah," terang Wiku. "Jadi kan Indonesia luas, jadi untuk bisa membuka tentunya harus ada koordinasi pusat dan daerah agar siap dengan baik. Dan yang kelima itu adalah monitoring dan evaluasi."


Menurut Wiku, pemerintah bisa mengtahui apakah sekolah tatap muka bisa dibuka kembali atau tidak melalui lima tahapan tersebut. "Dari kondisi itu kita akan tahu apakah kita buka (sekolah tatap muka) atau gas, itu berjalan baik. Yang penting kan prinsipnya adalah masyarakat produktif dan aman COVID. Itu yang harus dijaga," ungkap Wiku.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berniat untuk kembali membuka sekolah tatap muka usai guru dan seluruh tenaga pendidik rampung menerima vaksinasi COVID-19. Salah satu alasan Nadiem mendorong pembukaan sekolah tatap muka adalah Indonesia yang sudah sangat tertinggal dibanding negara-negara lain yang juga terdampak pandemi.

"Dari semua 23 negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, 85 persen dari semua negara tersebut sudah buka sekolahnya," tutur Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (18/3). "Kita tertinggal, kita hanya 15 persen (sekolah) yang partially open."

Selain itu, mantan bos GoJek itu khawatir apabila angka pernikahan dini semakin meningkat apabila sekolah tatap muka tak segera dibuka. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini diterapkan juga dinilai menambah beban kaum perempuan. Pasalnya, mereka harus tetap bekerja sambil mengawasi anak yang belajar jarak jauh.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait