Korban Jiwa Banjir Bandang NTT Bertambah 41 Orang, Masih Siaga Hujan Lebat Hingga 3 Hari
bnpb.go.id/BPBD Kabupaten Flores Tim
Nasional

BNPB mengungkap jumlah korban jiwa banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur, NTT pada Minggu (4/4) dini hari. Selain 41 korban jiwa, ada 27 warga yang masih dilaporkan hilang.

WowKeren - Banjir bandang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4) dini hari. Bahkan jumlah korban jiwa atas musibah tersebut terus bertambah hingga yang terakhir dilaporkan mencapai 41 orang.

Hal ini seperti disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Raditya Jati dalam konferensi pers pada Minggu petang. Pada kesempatan itu Raditya tak menampik awalnya pihaknya menerima laporan 44 warga meninggal namun setelah diverifikasi ulang jumlahnya adalah 41 korban.

"Untuk korban jiwa masih dalam proses pendataan. Memang di awal sempat muncul data 44 yang dihimpun dari teman-teman yang ada di lapangan. Namun setelah kami sampai di lapangan, teman kami dari BNPB dan BPBD melakukan verifikasi ulang. Saat ini kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia dalam pendataan," ujar Raditya dalam konferensi pers yang disiarkan virtual di kanal YouTube BNPB Indonesia, Minggu (4/4).

"Sembilan orang luka-luka, 27 orang hilang, 49 KK terdampak dalam pendataan. Sekali lagi teman-teman media, data ini sangat dinamis tentunya dan kita sedang melakukan verifikasi ulang dengan daerah. Ini data per jam 17.30 tadi," imbuh Raditya.


Proses pendataan juga terus dilakukan terkait dampak materiil. Terutama karena banyaknya fasilitas dan properti warga yang terkena banjir, seperti rumah hanyut hingga jembatan putus.

Masifnya bencana yang terjadi tentu memicu pertanyaan, apa sebenarnya penyebab di balik banjir bandang ini. Diterangkan Raditya, banjir besar yang terjadi adalah akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur daerah setempat pada Minggu dini hari waktu setempat.

Menurut Raditya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memang telah memasukkan wilayah tersebut dalam kategori daerah dengan potensi hujan sangat lebat. Namun intensitas yang terjadi diperburuk dengan adanya bibit siklon di wilayah lautan.

"Jadi BMKG memberikan catatan potensi hujan sangat lebat untuk Sulawesi Selatan, Bali, NTB, dan NTT. Sehingga harus siaga sampai 3 hari ke depan," terang Raditya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait