YLKI Duga Ada Permainan di Balik Wajib Tes PCR Sebelum Naik Pesawat, Begini Konspirasinya
Nasional

YLKI mengungkap dugaan permainan harga di balik kewajiban calon penumpang pesawat harus negatif COVID-19 berdasarkan tes PCR. Begini penuturan YLKI selengkapnya.

WowKeren - Mulai Minggu (24/10) kemarin pemerintah mewajibkan calon penumpang pesawat untuk menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 dengan metode RT-PCR. Kewajiban ini menuai pro dan kontra, seperti dari Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman yang malah menilai regulasi tersebut kontraproduktif.

Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga ada mafia di balik kewajiban baru ini. YLKI menduga mafia memainkan harga, yakni dengan menyediakan paket PCR Ekspres, demi mengejar keuntungan atau cuan.

Hal ini, menurut Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, adalah demi mengakali Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Sebab HET ini berlaku untuk tes RT-PCR "reguler", yang kemudian diakali dengan istilah "PCR Ekspres" demi hasil lebih cepat namun harga dinaikkan berkali-kali lipat.

"HET PCR di lapangan banyak diakali provider (penyedia) dengan istilah 'PCR Ekspres', yang harganya tiga kali lipat dibandingkan PCR yang normal. Ini karena PCR normal hasilnya terlalu lama, minimal 1x24 jam," ujar Tulus dalam keterangannya, Minggu (24/10).


Penyediaan layanan PCR Ekspres ini adalah untuk mematok harga lebih tinggi ketimbang HET yang berlaku. "Demi mengakali HET reguler yang harganya Rp495 ribu, dibuatlah PCR Ekspres dan sejenisnya dengan harga selangit," kata Tulus, dikutip pada Senin (25/10).,/p>

Tulus menilai ada permainan penyedia layanan di balik harga tes PCR yang beragam sesuai lamanya hasil keluar ini. "Sebenarnya tes PCR tidak harus 1x24 jam jadi, tapi bisa lebih cepat dengan harga yang sama (sesuai HET)," tutur Tulus.

Dan permainan harga inilah yang kemudian menjadikan pemumpang moda transportasi udara sebagai korban. Sebab mereka harus cermat soal waktu atau berujung ketinggalan pesawat. Karena itulah, Tulus menyarankan agar kewajiban tes PCR sebelum naik pesawat ditiadakan saja.

"Sulit rasanya harus menunggu 1x24 jam. Jadi cukup antigen saja untuk penumpang pesawat, tidak perlu PCR agar konsumen tidak tereksploitasi," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru