Desa Ini Ikut Hilang dan 'Tertukar' Jadi Kebun Jagung Pasca Gempa Palu, Kesaksian Warga Bikin Ngeri
Twitter/Korem023_ks
Nasional

Simak kesaksian dua warga desa ini soal peristiwa yang mengerikan saat desa mereka 'bergeser' sejauh 3 km.

WowKeren - Gempa besar yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September kemarin menyisakan duka mendalam bagi para korban. Kerusakan yang diakibatkan oleh bencana ini juga cukup dahsyat. Bangungan-bangunan di daerah terdampak gempa dan tsunami kebanyakan sudah rata dengan tanah.

Bukan hanya itu, gempa berkekuatan 7,4 SR ini juga mengakibatkan kampung Petobo yang terletak di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan "menghilang". Kampung tersebut amblas dan seolah tertelan bumi sedalam 5 sampai 8 meter. Akibatnya banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi karena kejadian ini.

Tapi kampung Petobo ternyata bukan satu-satunya desa yang "menghilang" pasca terguncang gempa dahsyat tersebut. Baru-baru ini terungkap bahwa desa Jono Oge di kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah juga ikut "menghilang" pasca gempa Palu dan Donggala. Dilansir Tribunnews, desa Jono Oge "bergeser" sejauh 3 km dari tempat semula.


Desa Jono Oge yang sesungguhnya kini "tertelan" lumpur yang sudah mulai mengering. Nampak bangungan- bangungan warga muncul dari dalam lumpur yang cukup tinggi itu. Sedangkan lokasi desa Jono Oge yang dulu berubah menjadi kebun jagung. Salah satu warga desa Jono Oge pun membenarkan "pergeseran" tersebut.

"Kampung kami tergeser karena gempa, tiba-tiba gempa lalu tanah bergelombang dan datang tanaman jagung," ujar Mery (42 tahun) seperti dilansir Tribunnews, Jumat (5/10). "Itu waktu tanah seperti berjalan, saya tidak tahu Jono Oge sudah kemana itu. Tanah juga keluarkan air sama lumpur, tapi ini sudah kering."

Warga desa Jono Oge yang lain, Dahlan, juga memberikan kesaksian bahwa tanah desa mereka layaknya gelombang saat tengah bergeser. "Jalanannya seperti bergelombang dan tanah kayak kendaraan itu bertabrakan. Pokoknya tanah ini kayak lautan karena seperti gelombang," jelas pria berusia 50 tahun tersebut.

Sementara itu, desa Jono Oge kabarnya belum ditangani oleh tim evakuasi semenjak sampai saat ini. Hanya beberapa warga yang silih berganti mengunjungi desa tersebut untuk sekedar meninjau bekas pemukiman mereka.

(wk/nur2)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel