Bahaya Penerapan PSBB Selama Pandemi COVID-19 Ibarat 'Bom Waktu'
Nasional

Seorang ahli kesehatan menyebutkan jika gaya hidup selama penerapan PSBB menyebabkan beragam penyakit kronis pada tubuh. Ancaman tersebut bagaikan 'bom waktu' yang bisa terjadi kapan saja.

WowKeren - Sejumlah wilayah di Indonesia telah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan angka penularan virus corona. Dalam kebijakan tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap di dalam rumah dan menjalankan segala aktivitasnya, termasuk bekerja, sekolah, dan beribadah di rumah.

Kala semua orang berada di bawah penguncian untuk waktu yang cukup lama dengan aktivitas yang sangat terbatas, kekhawatiran baru muncul. Seperti "bom waktu" yang mengancam di depan mata, penyakit kronis meningkat akibat gaya hidup "stay at home" selama pandemi corona. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah peneliti setelah melakukan riset ilmiah.

Dosen Keperawatan di Universitas Andalas Boby Febri Krisdianto mengatakan ada sejumlah risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan ketika seseorang terlalu lama berdiam diri di dalam rumah tanpa aktivitas fisik yang cukup. “Selama masa PSBB, sebagian besar orang lebih banyak menghabiskan waktu dalam keadaan duduk atau rebahan, sambil bermain game, menonton televisi, gadget seluler, dan bekerja di depan komputer,” jelas Boby dalam The Conversation.

Menurut hasil survei McKinsey yang dirilis pada 2 Mei 2020 lalu menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu luangnya dengan menonton televisi, membaca berita online, dan menggunakan media sosial selama pandemi corona.

Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan gaya hidup baru yang disebut sedentary atau ‘ogah gerak’. Gaya hidup sedentary inilah yang bisa meningkatkan risiko penyakit kronis.

Dalam sebuah studi yang dilakukan University of Missouri pada 2015 menyebut, duduk selama enam jam atau lebih bisa merusak fungsi sirkulasi aliran darah dan meningkatkan nilai tes gula darah dua jam setelah makan, meningkatkan asam lemak, peradangan, dan stres oksidatif.


Sedangkan pada riset yang dilakukan oleh Neville Owen dari University of Queensland menemukan, ada hubungan antara gaya hidup sedentary dengan penyakit metabolik seperti obesitas, hipertensi, diabetes tipe dua, kanker kolon dan kanker payudara. Peningkatan glukosa dan lemak darah terjadi karena gaya hidup minim gerak sehingga ada penurunan jumlah dan intensitas kontraksi otot. Penurunan kinerja otot berimplikasi pada penurunan pengambilan gula dan lemak dari darah ke otot yang biasanya digunakan untuk pembakaran energi.

“Akumulasi peningkatan glukosa dan asam lemak dalam darah inilah yang menyebabkan penurunan fungsi metabolisme tubuh dan pengaturan insulin yang pada akhirnya menyebabkan penyakit diabetes,” papar Boby.

Selain itu, pengurangan kontraksi otot juga dapat mengurangi kecepatan aliran darah yang mengalir di kapiler darah di kaki. Jika dibiarkan dengan waktu lama, maka akan menyebabkan kerusakan fungsi endotel.

Endotel adalah sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan berfungsi mempertahankan tegangan otot pembuluh darah serta pengaturan cara pembentukan darah. Pengurangan fungsi endotel telah dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan penyakit kronis, seperti aterosklerosis, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke. Sedangkan penyakit kardiovaskular masih menduduki penyebab kematian nomor satu di dunia.

Oleh karena itu, orang-orang yang mengalami masa "karantina" ini disarankan untuk tetap melakukan latihan fisik dan menghindari gaya hidup malas gerak guna mengurangi risiko terkena penyakit kronis. Latihan bisa dilakukan dengan berfokus pada kombinasi penguatan otot, latihan keseimbangan, peregangan otot, dan rentang gerak.

Latihan fisik setidaknya harus dilakukan setiap 30 menit sekali. Lalu menjeda kegiatan melihat gadget atau komputer selama 20 menit sekali. Berjalan santai selama dua menit juga bisa menjadi solusi untuk menjaga fungsi sirkulasi darah dan mencegah penyakit metabolik.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait