Masyarakat Ragu Jelang Vaksinasi Corona Bulan November, BPOM Tegaskan Tak Ada Efek Samping Serius
Nasional

Pemerintah dikabarkan siap memulai vaksinasi COVID-19 pada November 2020 usai berhasil mengamankan ratusan juta dosis. Namun masyarakat ternyata masih meragu atas kebijakan itu.

WowKeren - Sebuah survei menyebut masyarakat Indonesia masih meragu dengan rencana vaksinasi COVID-19 pada November 2020 mendatang. Lapor COVID-19 menyatakan sebagian masyarakat masih ragu untuk menerima vaksin, baik impor dari Sinovac maupun produksi mandiri Merah Putih.

Bahkan yang meragukan pemberian vaksin mencapai 69 persen. OIeh karena itulah, diperlukan edukasi kepada masyarakat bahwa vaksin yang akan disuntikkan aman serta terpercaya, seperti yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berikut ini.

BPOM memastikan bahwa uji coba vaksin COVID-19 yang dilakukan di Kota Bandung berjalan lancar. Dalam evaluasinya, imbuh BPOM, uji klinis fase III itu tidak menunjukkan efek samping yang serius.

"Sejauh ini dari hasil inspeksi kami tidak ada laporan kejadian efek samping yang serius akibat pemberian vaksin uji tersebut," terang Direktur Registrasi Obat BPOM, Lucia Rizka Andalusia, Kamis (15/10). Lucia pun memastikan bahwa BPOM sangat berhati-hati terkait dengan memberi percepatan perizinan vaksin COVID-19.


Diketahui ada 2 jenis vaksin COVID-19 yang siap didatangkan ke Indonesia, bahkan sampai jutaan dosis, mulai November 2020 mendatang. Ketiganya adalah vaksin buatan CanSino dan Sinopharm/G24 yang sudah mendapatkan otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari Tiongkok.

Sedangkan vaksin Sinovac yang belakangan dipastikan seharga Rp 200 ribu per dosis itu siap mulai diedarkan pada awal 2021 mendatang. Dan BPOM sendiri terus meninjau kualitas serta efektivitas vaksin tersebut.

"Terhadap produk yang telah mendapatkan EUA, BPOM berkesinambungan melakukan pengawasan terhadap penyaluran dan peredaran sejak masuk dari luar negeri untuk obat atau vaksin yang diimpor," terang Lucia, dilansir dari Republika, Jumat (16/10). "Serta proses produksi di industri farmasi untuk obat dan vaksin yang diproduksi di Indonesia serta distribusi oleh pedagang besar farmasi dan pendistribusian di sarana pelayanan kefarmasian."

Pada kesempatan yang sama, Lucia juga mengatakan bahwa BPOM melakukan evaluasi pelaporan farmakovigilans atau efek samping obat. BPOM juga terus mengawasi realisasi importasi impor serta produksi dan distribusi obat secara berkala.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait