Bioskop Dibuka Lagi, Penerapan Prokes Ketat Bisa Tekan Pembajakan Film
Getty Images
Nasional

Menurut Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kemenparekraf Syaifullah Agam, pembukaan bioskop dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat mampu menekan pembajakan di era digital.

WowKeren - Selama pandemi COVID-19, sejumlah bioskop di Tanah Air dibuka dengan menaati ketentuan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Syaifullah Agam hal ini merupakan salah satu upaya menekan pembajakan di era digital sekarang.

Selain karena lebih mudahnya pengawasan mengenai antisipasi pembajakan, namun juga karena bioskop masih menjadi penyumbang pemasukan yang besar bagi para pembuat film. “Makanya kita mendorong pembukaan bioskop dengan protokol kesehatan ketat harus segera didorong. Menurut saya salah satu upaya mencegah pembajakan adalah dengan mendorong bioskop karena pembajakan manual ketahuan di bioskop,” kata Syaifullah Agam dilansir dari Antara, Kamis (10/2).

Syaifullah mengatakan bahwa perkembangan teknologi digital membawa dampak baik bagi industri perfilman terutama di masa pandemi saat bioskop harus beroperasi dengan pembatasan. Namun di sisi lain, dapat menjadi celah adanya pembajakan karena tidak adanya pengawasan.

“Saat ini misalnya platform digital itu memang tidak bisa di download, di screenshoot pun tidak bisa. Untuk saat ini, tapi tren ke depan belum tentu,” terangnya. "Misalnya saya berlangganan platform digital, terus kemudian saya beli kamera yang tinggi dan saya beli tv dengan resolusi tinggi juga. Terus saya rekam manual aja."


Oleh karena itu, Syaifullah juga mendorong bagi penyedia layanan streaming digital untuk terus melakukan inovasi terkait upaya untuk mencegah pembajakan terhadap karya film. Menurut Syaifullah, pembajakan film tak hanya merugikan bagi pembuat filmnya saja. Namun juga merugikan negara yang harus kehilangan potensi pendapatan melalui pajak.

“Saya belum lihat datanya, tapi kalau ada pembajakan pasti dong karena setiap ada orang beli bajakan pemerintah enggak dapat pajak karena ilegal," tuturnya. "Terus bagi film makertidak ada insentif karena tidak ada apresiasi sehingga membuat mereka tidak bergairah berkarya."

Tidak menonton film bajakan, imbuhnya, bisa menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap karya. Dia menambahkan bahwa masyarakat juga perlu mendapat edukasi mengenai apresiasi terhadap karya, salah satunya dengan tidak membeli produk bajakan.

“Kadang orang lihat dari sisi daya beli, sehingga ada pemakluman," tandasnya. "Sebenarnya kita juga harus lihat sisi kreatornya, bagaimana kita mendorong muncul karya bagus yang merepresentasikan keunggulan Indonesia di bidang itu, kalau tidak ada penghargaan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru