Mendikbud Nadiem Kunjungi PBNU dan Minta Maaf Soal Polemik Kamus Sejarah
Instagram/nadiemmakarim
Nasional

Dalam kunjungan tersebut, Nadiem bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU KH Helmy Faishal Zaini, hingga Yenny Wahid yang merupakan putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

WowKeren - Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang tak mencantumkan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari sempat menuai kontroversi. Kamus tersebut akhirnya ditarik dari peredaran dan juga dari situs Rumah Belajar Kementerian Pendikdikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kekinian, Mendikbud Nadiem Makarim akhirnya mengunjungi Kantor Pengurus Besar NU (PBNU) di Jakarta Pusat pada Kamis (22/4). Dalam kunjungan tersebut, Nadiem bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU KH Helmy Faishal Zaini, hingga Yenny Wahid yang merupakan putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Kunjungan Nadiem itu disebut bertujuan untuk meluruskan polemik terkait Kamus Sejarah Jilid I yang disusun Kemendikbud. Meski kamus tersebut dirancang sebelum Nadiem menjabat sebagai Menteri, namun ia tetap menyampaikan permintaan maaf kepada PBNU.

"Pertama, kesempatan ini untuk bisa meluruskan isu ini, walaupun ini terjadi disusun dirancang sebelum saya menjadi Menteri," tutur Nadiem. "Jadi ini akan segera kami koreksi dan kami mohon maaf dengan segala ketidaknyamanannya."


Nadiem juga membagikan fotonya bersama Said Aqil dan Yenny Wahid di akun Instagram resminya. Dalam unggahan tersebut, Nadiem memuji mereka sebagai sosok pemimpin yang mendamaikan dan penuh solusi.

"Betapa beruntungnya negara ini memiliki pemimpin-pemimpin yang begitu mendamaikan dan penuh solusi>," tulis Nadiem. "Saran dan masukan beliau-beliau sungguh berharga. Terima kasih selalu atas dukungan yang diberikan dan restu bagi Kemendikbud untuk menyempurnakan kamus sejarah, bersama dengan @nahdlatululama dan elemen masyarakat lainnya."

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk tim pengoreksi untuk melakukan perbaikan isi Kamus Sejarah Jilid I tersebut. Tim tersebut juga melibatkan organisasi yang turut membangun negara ini, termasuk NU sendiri.

Hilmar juga menegaskan bahwa Kemendikbud sama sekali tidak berniat untuk menghapus KH. Hasyim Asy'ari dari sejarah Indonesia. Terlebih, sebelumnya Kemendikbud pernah menerbitkan buku tentang beliau dengan judul "KH. Hasyim Asy'ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional".

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait