Kapan EUA untuk Vaksin COVID-19 Pfizer Turun? Begini Kata BPOM
Flickr/felton-nyc
Nasional

Usai Moderna, BPOM dilaporkan siap menurunkan izin pemakaian darurat alias EUA untuk vaksin COVID-19 Pfizer. Berikut penjelasan Kepala BPOM Penny K Lukito selengkapnya.

WowKeren - Sejauh ini sudah terdapat beberapa vaksin COVID-19 yang diedarkan di Indonesia, seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Dan kini vaksin COVID-19 merek Pfizer-lah yang siap mengantongi izin pemakaian darurat (Emergency Use Authorization / EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)..

Dijelaskan Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Pfizer memiliki 6 fasilitas produksi. Namun 2-3 fasilitas produksi saja yang akan segera mendapat EUA dari BPOM, tentu saja setelah seluruh data yang dibutuhkan bisa dilengkapi.

"Berproses Pfizer akan keluar. Walaupun Pfizer di di berbagai pusat produksi, ada 6 fasilitas produksi, data lengkap di 2-3 fasilitas produksi, secepatnya lebih dulu yang lengkap data mutunya akan segera keluarkan Emergency Use Authorization," terang Penny, Selasa (13/7).

Sejauh ini sudah ada 6 vaksin yang mendapat EUA dari BPOM, yakni Sinovac, Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, dan yang terbaru Moderna. Vaksin Moderna sendiri disebutkan BPOM memiliki efikasi 94 persen dan akan digunakan untuk vaksinasi dosis ketiga alias booster untuk tenaga kesehatan.


Sebanyak 3 juta dosis vaksin Moderna sudah tiba di Indonesia pada Minggu (11/7) kemarin. Vaksin-vaksin ini datang lewat skema COVAX yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 secara merata.

"Vaksin ini khusus akan kami gunakan untuk booster ketiga bagi tenaga kesehatan Indonesia," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia pun memastikan program vaksinasi booster ini akan segera diadakan demi meminimalisir semakin banyaknya nakes yang meninggal akibat infeksi virus Corona.

Kendati demikian, rencana vaksinasi dosis ketiga atau booster ini baru saja dikecam oleh WHO. Dalam pernyataan persnya Senin (12/7) kemarin, sejumlah petinggi WHO mengecam negara-negara yang akan memberikan suntikan dosis ketiga ketika masih banyak negara yang bahkan belum bisa mengakses dosis pertama dan kedua.

"Beberapa negara saat ini sudah memesan jutaan dosis booster bahkan sebelum beberapa negara lain memiliki suplai untuk memvaksin tenaga kesehatan dan kelompok rentan mereka," tutur Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. "(Padahal) prioritas saat ini adalah memvaksinasi mereka yang membutuhkan proteksi namun belum mendapatkannya."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait