Kemenkes Tolak Instruksi WHO Tunda Vaksin Booster: Nakes Dalam Keadaan Darurat
Twitter/KemenkesRI
Nasional

Kemenkes menilai desakan moratorium WHO adalah untuk negara yang hendak menyuntikkan vaksin booster kepada masyarakat umum, karena itulah suntik dosis ketiga untuk nakes tetap dilanjutkan.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap kembali kekecewaan mereka mendapati semakin banyak negara yang siap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga alias booster. Karena itulah WHO mendesak negara-negara tersebut untuk menunda penyutikan dosis booster setidaknya sampai akhir September 2021.

Lantas apa kata Kementerian Kesehatan soal instruksi WHO ini? Apalagi karena Indonesia tengah dalam program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga untuk tenaga kesehatan.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa rencana dosis booster untuk nakes akan tetap berjalan. Sementara moratorium yang dimaksud WHO, menurut Siti Nadia, adalah bila dosis ketiga hendak diberikan kepada masyarakat umum.

"Tidak ditunda ya booster nakes, karena ini kan usulan penyuntikan kepada masyarakat luas," ujar Siti Nadia lewat pesan singkat kepada CNN Indonesia, Kamis (5/8). "Kalau nakes ini dalam keadaan darurat."


Sedangkan untuk rencana vaksinasi dosis ketiga untuk masyarakat umum, menurut Siti Nadia, akan tetap dilakukan pada 2022 mendatang untuk penerima vaksin merek Sinovac. Pasalnya berbagai hasil studi disebutkan bahwa penurunan antibodi penerima vaksin Sinovac enam bulan pasca penyuntikan.

Dijelaskan Siti Nadia, suntikan booster harus diberikan setelah 12 bulan dari vaksinasi dosis pertama. Hal ini mengacu pula pada rekomedasi yang diberikan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

"Tahun depan itu berarti sama seperti tahun ini jumlahnya yang akan divaksin," kata Siti Nadia. Meski demikian, belum ada informasi detail soal rencana vaksinasi dosis ketiga untuk masyarakat umum.

Sebelumnya, WHO mendesak negara yang hendak menyuntikkan vaksin booster untuk menunda rencana mereka sampai akhir September 2021. Sebab WHO menarget setidaknya 10 persen populasi dari semua negara menerima vaksin.

"Saya memahami kekhawatiran setiap pemerintah untuk melindungi masyarakat mereka dari varian Delta. Tetapi kami tidak bisa menerima negara yang sudah menggunakan hampir semua suplai vaksin global akan menggunakan lebih banyak lagi (untuk booster)," tegas Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam siaran persnya di Jenewa, Swiss, Rabu (4/8).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait