Get Healthy : Jangan Terkecoh, Coach Andri Ungkap Fakta-Fakta Tersembunyi Dibalik Turun BB Cepat
Dokumentasi Andri
Health

Coach Andri mengungkapkan bahwa cepatnya penurunan angka timbangan bukanlah satu-satunya indikator yang menentukan keberhasilan diet. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan?

WowKeren - Penurunan berat badan tentu saja merupakan target utama yang ingin dicapai saat seseorang tengah menjalankan program diet. Tak jarang, beberapa dari mereka sampai melakukan segala cara demi dapatkan angka berat badan yang diinginkan. Meski demikian, Andri Chandra mengungkapkan bahwa angka timbangan ternyata bukanlah satu-satunya hal yang harus diperhatikan dalam penurunan berat badan. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan?

Sebelumnya, pengalaman Andri mendalami ilmu diet bermula ketika berat badannya menginjak angka 69 kilogram. Saat itu, ia memutuskan untuk mulai berolahraga. Berbekal ilmu-ilmu yang didapat dari media sosial, ia lantas mulai mengaplikasikan dengan perjuangan. Setelah melalui proses jatuh bangun yang tak sebentar, Andri akhirnya bisa konsisten menjalani pola hidup yang sehat selama hampir satu dekade.


Photo-INFO

TikTok/langsingtanpapusing_


Setelah berhasil konsisten menjalankan pola hidup yang sehat, kini berat badan Andri pun sudah mencapai angka 67 kilogram. Meski tak ada penurunan yang signifikan jika dilihat dari angka timbangan, namun bentuk badan pria yang kini berusia 30 tahun ini sudah banyak mengalami perubahan.

Di angka berat badan 69 kilogram dulu, komposisi massa lemak pada tubuh Andri bisa dibilang cukup tinggi. Namun kini di berat badan 67 kilogram, massa lemaknya terbilang cukup rendah dengan massa otot yang mendominasi. Karena itulah, Andri pun menyadari bahwa angka timbangan bukan satu-satunya indikator ketika menurunkan berat badan.

Kepada WowKeren, pria yang kini aktif sebagai fitness sekaligus nutrition coach di Langsing Tanpa Pusing ini secara khusus membongkar fakta dibalik penurunan berat badan yang cepat. Fakta inilah yang jarang diketahui hingga kerap disalahpahami oleh para pejuang diet. Apa saja? Simak ulasan Andri selengkapnya berikut ini!

(wk/yoan)

1. Kondisi yang Memungkinkan Penurunan Berat Badan Cepat


Kondisi yang Memungkinkan Penurunan Berat Badan Cepat
TikTok/langsingtanpapusing_

Andri mengungkapkan bahwa rata-rata penurunan berat badan sekitar 0,5-1% dari berat badan awal per minggunya. Artinya, apabila seseorang berhasil menurunkan berat badan lebih dari angka rata-rata tersebut dalam satu minggu, maka bisa dibilang progresnya cepat. Umumnya, progres yang cepat ini terjadi pada orang-orang dengan kondisi kesehatan medis tertentu.

"Rata-rata penurunan berat badan itu biasanya sekitar 0,5-1% dari berat badan kita per minggu. Misalnya berat badan saya 80 kilogram, berarti 0,5-1%-nya adalah 0,4-0,8 kilogram. Jadi, normalnya penurunan berat badan saya segitu per minggu," ungkap Andri. "Saya tidak bilang turun berat badan cepat itu selalu buruk. Ada orang yang dalam kondisi medis tertentu dan dituntut untuk turun berat badan cepat."

Selain itu, penurunan berat badan yang cenderung lebih cepat juga bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi obesitas. "Turun berat badan cepat tapi sehat, bisa. Tapi tergantung juga cepatnya seberapa. Kalau kamu punya kondisi obesitas, turunnya akan jauh lebih cepat dari pada orang-orang overweight yang cuma kelebihan berat badan 5-6 kilogram," imbuh Andri. "Jadi, semakin rendah angka berat badan akan semakin pelan penurunannya dan itu normal."

2. Turun Berat Badan Cepat Hanya Akan Terjadi Di Awal Diet


Turun Berat Badan Cepat Hanya Akan Terjadi Di Awal Diet
TikTok/langsingtanpapusing_

Saat menjalankan proses diet, perlu diketahui jika penurunan berat badan tak bisa selalu konstan di angka yang sama setiap bulannya. Pasalnya, mekanisme tubuh juga akan menyesuaikan dengan kondisi yang baru. Hal inilah yang menjadi penyebab utama penurunan berat badan saat awal diet terbilang jauh lebih cepat dibandingkan bulan-bulan selanjutnya.

"Semakin tinggi angka berat badan semakin cepat turun, itu wajar. Tapi, apakah bisa lebih cepat? Bisa saja. Mungkin, ini hanya akan terjadi di awal-awal diet saja," tutur Andri. "Ibaratnya, cadangan lemak di awal lebih banyak, jadi akan lebih cepat turunnya. Namun, semakin berat badan kita mendekati normal dan ideal, badan akan semakin sedikit mengeluarkan cadangan energi. Seolah-olah menolak, 'sudah, jangan dikurangi lagi'."

Karena itulah, Andri berpesan agar tak terlalu fokus pada kecepatan saat ingin menurunkan berat badan. "Lebih baik fokusnya pertama jangan hanya sekedar cepat turun berat badan. Kebanyakan mereka mikir kalau diet itu hanya mengurangi makan, tapi ini agak kurang tepat. Karena mereka juga harus melengkapi gizinya," pesan Andri. "Caranya dalam satu piring setengah bisa diisi sayuran, seperempat diisi dengan sumber protein dan seperempatnya karbohidrat. Jadi tetap kenyang walaupun hanya makan satu piring."

3. Penurunan Berat Badan Akan Melambat Mendekati Ideal


Penurunan Berat Badan Akan Melambat Mendekati Ideal
TikTok/langsingtanpapusing_

Setelah cenderung cepat saat awal-awal diet, penurunan berat badan akan berangsur melambat di bulan-bulan selanjutnya. Terlebih, apabila seseorang sudah makin mendekati berat badan ideal. Saat itu terjadi, jangan pernah merasa bahwa diet telah gagal karena hal tersebut adalah wajar.

"Tubuh itu punya mekanisme untuk mempertahankan kondisi mereka yang sekarang. Jadi, sangat wajar apabila berat badan mendekati angka normal atau ideal itu penurunannya semakin pelan," ujar Andri. "Kebanyakan mereka itu ingin cepat turun berat badan bisa jadi karena ketidaktahuan. Mereka berpikir kalau turun berat badannya pelan, itu gagal padahal wajar."

Agar tak merasa gagal saat diet, Andri menyarankan agar seseorang untuk tak berhenti belajar. Dengan ilmu yang cukup, seseorang jadi tak akan mudah terdistraksi dengan membanding-bandingkan progresnya dengan orang lain. Hasilnya, mereka akan lebih menikmati proses diet tanpa merasa ada tekanan.

4. Berat Badan Ideal Bukan Jaminan Tubuh Bebas Lemak


Berat Badan Ideal Bukan Jaminan Tubuh Bebas Lemak
TikTok/langsingtanpapusing_

Setelah berhasil menurunkan berat badan, tak ada jaminan pasti tubuh langsung bebas dari lemak. Hal ini lantaran lemak pada dasarnya masih dibutuhkan tubuh sebagai cadangan energi. Hanya saja, komposisi lemak setelah diet harusnya bisa berkurang. Namun pada beberapa kondisi, penurunan berat badan yang cepat tidak dibarengi dengan turunnya massa lemak yang signifikan.

"Ada yang berat badannya sudah normal dan ternyata lemak visceral-nya masih tinggi. Penyebabnya apa? Salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat dalam jangka waktu yang panjang," jelas Andri. "Saat kita enggak makan dan turun berat badan, bisa jadi komposisi yang berkurang bukan hanya lemak tapi juga massa otot, makanya lemak visceral-nya masih tinggi. Kalau kita dietnya dengan lebih sehat, bisa jadi komposisi lemak visceral-nya yang turun akan jauh lebih besar."

Andri juga menambahkan bahwa lemak visceral ini merupakan pemicu penyakit-penyakit kronis. "Makanya, diusahakan punya lemak visceral rendah agar risiko penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi berkurang," tambah Andri. "Jadi, lemak itu ada dua, subkutan dan visceral. Lemak subkutan itu yang letaknya di bawah kulit sedangkan visceral inilah yang membuat kita obesitas sentral. Obesitas sentral sendiri itu adalah penumpukan lemak di daerah perut." Karena itulah, para pejuang diet harus benar-benar memperhatikan pola makan agar tak terjadi penumpukan lemak setelah turun berat badan.

5. Penurunan Angka Timbangan Bukanlah Indikator Utama Berat Badan Ideal


Penurunan Angka Timbangan Bukanlah Indikator Utama Berat Badan Ideal
TikTok/langsingtanpapusing_

Saat sudah mencapai berat badan ideal, kebanyakan mereka lantas langsung bernafas lega. Padahal, ada beberapa kasus dimana berat badannya ideal namun masih termasuk obesitas. Dalam kondisi tersebut, lingkar pinggang seseorang masih di atas normal meski berat badannya sudah ideal. Keadaan ini biasanya disebabkan karena pola makan yang kurang benar saat diet.

"Kebanyakan orang-orang enggak sadar dan berpikir berat badan sudah ideal tapi enggak memperhatikan lingkar pinggang. Kalau lingkar pinggangnya masih tinggi, berarti mereka masih mengalami obesitas sentral," beber Andri "Yang saya gunakan adalah patokan dari Kementerian Kesehatan, lingkar pinggang wanita itu dianjurkan dibawah 80 cm sedangkan pria di bawah 90 cm."

Karena itulah, angka timbangan agaknya tidak dijadikan satu-satunya target yang ingin dicapai. "Saya selalu bilang patokannya (target berat badan ideal) jangan hanya angka timbangan saja," sambung Andri. "Yang harus dijadikan patokan selanjutnya adalah lingkar pinggang. Kalau berat badan sudah mendekati ideal, seseorang juga harus punya tambahan target lingkar tubuh."

6. Kenaikan Berat Badan Tak Selalu Pertanda Buruk


Kenaikan Berat Badan Tak Selalu Pertanda Buruk
TikTok/langsingtanpapusing_

Selain lemak, indikator lain yang harus diperhatikan pada saat menurunkan berat badan adalah massa otot. Hanya saja, angka timbangan bisa saja akan mengalami kenaikan saat seseorang membangun massa otot. Namun jangan khawatir karena hal ini bukanlah langkah yang buruk. Pasalnya, membangun massa otot akan bermanfaat untuk memperbaiki metabolisme serta membuat tubuh jadi lebih berbentuk.

"Kadang ada yang target angka berat badannya 60 kilogram ternyata di 63 kilogram sudah mencapai target lingkar tubuh. Kalau sudah begitu, ya sudah enggak usah dikejar lagi target berat badan yang 60 kilogram ini. Kenapa? Karena kemungkinan itu ada kenaikan massa otot," beber Andri. "Oleh karena itu, enggak ada keharusan mengejar angka berat badan tertentu kecuali kalian ada tuntutan pekerjaan."

Dengan berat badan yang nyaris sama, bentuk tubuh seseorang akan terlihat jauh berbeda."Sekarang berat badan saya 67 kilogram sedangkan dulu 69 kilogram. Mungkin banyak orang yang bilang, 'wah cuma beda 2 kilogram saja'. Tapi, bisa dilihat kalau penampilannya berbeda karena komposisi badannya berbeda karena massa otot yang naik sedangkan lemak turun," tambah Andri. "Jadi, kelihatan lebih kencang dan berisi dan berbentuk. Mungkin, dulu 69 kilogram dengan kadar lemak yang lebih tinggi daripada sekarang."

7. Indikasi Penurunan Berat Badan yang Tidak Sehat


Indikasi Penurunan Berat Badan yang Tidak Sehat
TikTok/langsingtanpapusing_

Pada WowKeren, Andri juga berbagi beberapa indikasi atau pertanda bahwa diet seseorang sudah tidak sehat meski berhasil menurunkan berat badan cepat. Indikasi ini bisa ditandai dengan kondisi fisik seperti rambut rontok, kulit kering hingga badan terasa lemas sepanjang hari. Saat hal itu terjadi, diperlukan evaluasi terhadap pola makan hingga konsultasi ke dokter. Karena itulah, supaya tak salah langkah, kalian bisa langsung ikuti program diet yang dimentori Andri di Langsing Tanpa Pusing.

"Sebenarnya yang paling cepat kalian rasakan itu biasanya rambut rontok, kulit kering, atau tubuh lemas. Bahkan kalau untuk wanita sendiri bisa jadi siklus menstruasinya jadi enggak teratur dan berhenti sementara karena asupannya terlalu sedikit. Itu salah satu tanda-tanda dietnya enggak sehat," ungkap Andri. "(Untuk mengatasinya) pastinya bisa makan lebih banyak dan ubah ke pola makan gizi seimbang. Atau saran saya bisa konsultasi ke dokter."

Agar bisa kembali ke pola hidup yang sehat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah mindset. "Mindset-nya harus diet untuk merubah pola hidup seumur hidup. Kalau sudah begitu, kita tidak akan melakukan sesuatu yang terlalu ekstrem. Selain mindset tentunya kita harus mulai saja dulu," pesan Andri. Saat memulai dengan mindset yang benar, seseorang akan lebih enjoy menjalani diet. Akhirnya, ia pun bisa menjalankan pola hidup sehat dengan konsisten tanpa harus terlena dengan jalan pintas.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait