AS yang sejalan dengan Uni Eropa, Jepang, Australia, dan lainnya, memberlakukan sanksi terhadap Rusia untuk mencegah Moskow dari invasi skala besar ke Ukraina.
Ukraina melihat adanya ancaman invasi dari Rusia yang semakin tinggi, pemerintah pun mempertimbangkan untuk menerapkan keadaan darurat nasional. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan mengakui wilayah Ukraina yakni Donetsk dan Lugansk. Hal ini lantas memicu kemarahan dari sejumlah negara mulai Barat, Uni Eropa, hingga Asia.
Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan Inggris mengumumkan rencana untuk menargetkan bank dan elit Rusia. Sedangkan Jerman menghentikan proyek pipa gas besar dari Rusia.
Trump juga mengkritik respons Washington yang dinilainya lemah dan tak sesuai dengan aksi Rusia. Ia mengatakan bahwa dampak konflik Rusia-Ukraina sudah mulai terasa.
Rusia adalah produsen minyak bumi dan bahan bakar cair terbesar ketiga di dunia dan sanksi terhadap negara tersebut hampir pasti akan mendorong harga minyak lebih tinggi lagi.
Pada Senin (21/2), Ukraina mengatakan bahwa ada sekitar 10 maskapai yang telah berhenti terbang di sana ketika Amerika Serikat memperingatkan kemungkinan serangan.
Kepada Kementerian Pertahanan Rusia, Presiden Putin memerintahkan agar mereka mengerahkan pasukan ke dua wilayah itu yang bertujuan untuk menjaga perdamaian.
Menurut laporan The Washington Post, klaim tentang Rusia ini termuat dalam surat yang dikirim oleh pihak Amerika Serikat kepada Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga bersedia untuk membuka diskusi dengan Vladimir Putin guna mencari tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh presiden Rusia tersebut.
Meski demikian, Biden juga mengklaim bahwa masih ada waktu untuk negosiasi demi meredakan krisis. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken sendiri dijadwalkan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia pada hari Kamis.
Wamenlu Rusia turut hadir dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas solusi diplomatik atas krisis di Ukraina. Namun pihak Rusia masih enggan menyatakan dengan tegas tidak akan menyerang Ukraina.
Serangan di kota Stanytsia Luhanska melubangi dinding sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Nomor 21. Video menunjukkan puing-puing dan batu berserakan di area bermain.
Presiden Ukraina menetapkan tanggal 16 Februari sebagai Hari Persatuan atau Unity Day. Peringatan Unity Day dilakukan untuk menunjukkan semangat keberanian melawan invasi Rusia.
Hal senada juga disampaikan oleh Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS belum melihat pasukan militer Rusia mundur dari perbatasan Ukraina.
Setidaknya 10 situs web Ukraina tidak dapat diakses karena serangan tersebut. Situs web kementerian pertahanan, luar negeri, dan kebudayaan juga tak luput dari serangan itu.
Isu Invasi Rusia terhadap Ukraina yang disampaikan oleh Biden beberapa waktu lalu, tampaknya hingga kini belum terbukti benar adanya. Di sisi lain, AS juga terus menekan Moskow.
Ketegangan antara kedua negara itu tampaknya semakin memanas, memicu kekhawatiran dari publik terhadap WNI yang berada di Ukraina. Salah seorang WNI yang tinggal di Ukraina mengungkapkan antisipasi dari pemerintah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperkirakan bahwa Rusia akan menyerang wilayahnya pada Rabu (16/2) besok. Hal ini dituliskan Zelensky di laman Facebook pribadinya tanpa mengutip sumber informasinya.
Pihak Barat memperingatkan bahwa invasi Rusia sudah di depan mata, sedangkan Rusia telah membantah berniat menginvasi Ukraina meski mereka mengerahkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan.