Polri Tanggapi AI Indonesia Yang Sebut Ada Pelanggaran HAM Oleh Brimob Saat Aksi 22 Mei
Nasional

Sebelumnya, Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat mengatakan ada lima atau sedikitnya empat korban kekerasan oleh oknum polisi di Kampung Bali saat kerusuhan 22 Mei.

WowKeren - Amnesty International menduga terdapat pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh oknum personel Brimob dalam kerusuhan 21.23 Mei di sejumlah titik di Jakarta. Mereka menduga personel Brimob melakukan penangkapan dan penyiksaan demonstran, serta orang-orang yang berada di sekitar lokasi kericuhan. Salah satunya peristiwa yang terjadi di Kampung Bali, Jakarta Pusat.

Menanggapi pernyataan tersebut, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) buka suara. "Monggo (silakan), temuan tersebut diserahkan ke tim investigasi gabungan untuk didalami oleh tim," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Antara di Jakarta, Selasa (25/6), seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Sebelumnya, Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat mengatakan ada lima atau sedikitnya empat korban kekerasan oleh oknum polisi di Kampung Bali. Kekerasan itu dilakukan saat petugas menyisir sebuah lahan parkir untuk menangkap orang-orang yang diduga terlibat kerusuhan pada 23 Mei lalu.


Saat penyisiran, kata AII, ada banyak orang yang melakukan pelemparan batu. Sejumlah polisi tak hanya menyiksa para pelempar batu tersebut, melainkan warga sekitar yang sedang keluar rumah. Penyataan tersebut didapatkan AII berdasarkan tayangan video yang telah diverifikasi dan ditambah kesaksian terhadap sejumlah saksi.

Selain itu, Papang menilai pemerintah kurang memberi perhatian terhadap keluarga korban yang meninggal dalam peristiwa tersebut. Padahal, menurut Papang, ada cara mudah bagi pemerintah untuk menunjukkan bentuk kepeduliannya. Yakni dengan pemerintah menemui keluarga korban.

"Paling enggak, keluarga korban ini kan punya martabat," ujar Papang usai konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/6). "Jadi kalau menurut saya ya temuin saja."

Papang menyebut keluarga korban menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo yang langsung menemui pedagang korban penjarahan saat kerusuhan. Pertemuan itu terjadi hanya beberapa hari setelah peristiwa kerusuhan. "Ini yang terampas adalah nyawa, kok enggak diketemuin," ujarnya, dilansir dari laman Kompas, Rabu (26/6).

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait