Cegah Penularan COVID-19, Pemkot Surabaya Larang Penjualan Terompet Jelang Tahun Baru
Nasional

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melarang adanya penjualan terompet jelang Tahun Baru 2021. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya risiko penularan virus corona dari alat tiup terompet yang dicoba bergantian.

WowKeren - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengeluarkan imbauan untuk tidak berjualan terompet menjelang perayaan Tahun Baru 2021. Imbauan tersebut demi mengantisipasi adanya risiko penularan virus corona dari alat tiup terompet, yang dicoba terlebih dahulu oleh produsen, pedagang, atau pelanggan lain.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebutkan jika penjualan terompet dikhawatirkan menjadi salah satu media penularan COVID-19. "Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali,” kata Risma dikutip dari situs resmi Pemkot Surabaya, Minggu (20/12). "Jadi karena itu saya imbau tidak ada yang jualan terompet di Surabaya."

Risma khawatir, droplet yang menempel saat dicoba ditiup saat memilih terompet yang akan dibeli untuk mengecek suaranya, berisiko besar pada anak. "Karena saya khawatir itu menularkan ke orang lain, risikonya sangat besar sekali terutama bagi anak-anak kita," sambungnya.

Namun, apabila masyarakat hendak membuat terompet sendiri, hal itu masih diperbolehkan. Risma mengecualikan jika bukan untuk di jual. "Kalau bikin sendiri monggoh (silahkan). Artinya digunakan sendiri dan tidak dijual," tuturnya.


Selain itu, Pemkot Surabaya akan menggelar razia penjual terompet di Kota Pahlawan itu. Hal ini semata-mata dilakukan untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan COVID-19.

"Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda Surabaya tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat," ujar Risma. Di sisi lain, Risma juga mengajak masyarakat agar dapat melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat adanya penjual terompet.

Menurut Risma, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Di sisi lain, ia juga tak ingin kasus COVID-19 di Surabaya kembali meningkat. "Sekali lagi kami mohon kerjasamanya. Kalau kita semakin cepat memutus mata rantai COVID-19, maka kita semakin cepat kembali hidup normal," pungkasnya.

Sementara itu, saat ini Surabaya kembali mengalami lonjakan angka COVID-19. Pasalnya, sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hampir penuh.

Pasien-pasien yang memenuhi rumah sakit kebanyakan terpapar usai bepergian dari luar kota. "Rumah Sakit Husada Utama itu kurang lebih masih 100 (tempat tidur), kemudian RSUD Soewandi penuh. Di beberapa rumah sakit lain kapasitasnya sekitar 10-20 persen,” terang Risma.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait