COVID-19 RI Tembus 1 Juta, Varian Baru Corona Diduga Sudah Masuk
Nasional

Guru Besar Paru FK UI) Tjandra Yoga Aditama menduga kasus COVID-19 di Indonesia yang menembus satu juta orang diakibatkan karena varian baru virus Corona telah masuk.

WowKeren - Indonesia baru-baru ini mencatat "rekor baru" kasus COVID-19 dengan jumlah 1 juta orang. Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Tjandra Yoga Aditama menduga kasus COVID-19 di Indonesia yang menembus satu juta orang diakibatkan karena varian baru virus Corona telah masuk.

Ia menilai, peningkatan kasus tersebut tidak hanya dikarenakan faktor adanya libur panjang akhir tahun yaitu libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Sekarang ada peningkatan satu juta kasus ini bisa gara-gara libur Natal Tahun Baru memang, tapi jangan-jangan, bukan tidak mungkin karena varian baru ini," kata Tjandra dalam Forum Diskusi Salemba Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Rabu (27/1).

Untuk itu, ia menekankan bahwa Indonesia harus segera melakukan mitigasi bencana terhadap masuknya varian baru virus Corona. Adapun mitigasi yang perlu dilakukan segera yaitu membentuk tim surveilans genomic untuk mengetahui apakah varian baru tersebut sudah masuk ke Indonesia.

"Saya yakin bahwa beberapa laboratorium kita sudah bisa melakukannya," ujarnya. "Saya tahu juga ada kerja sama antara Kemenristek dengan Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan)."


Meski demikian, ia meyakini bahwa sebelum ada kerja sama pun, laboratorium harusnya sudah bisa mencari keberadaan varian baru tersebut. Ancaman varian baru virus corona muncul di tengah upaya pemerintah dalam mencapai target vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas. Varian baru virus corona ini sendiri telah menyebar di sejumlah negara mulai Inggris, Afrika Selatan, hingga Malaysia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah menandatangi nota kesepahaman terkait suveilans genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Nota kesepahaman itu ditandatangi langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.

"Kerja sama ini dilatarbelakangi adanya pandemi yang berdampak luas dan sejumlah negara seperti Inggris dan Afrika Selatan telah melaporkan adanya mutasi jenis lain SARS-CoV-2 yang baru," kata Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Slamet, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman secara virtual, Jumat (8/1) lalu. "Oleh sebab itu sangatlah penting untuk melakukan kerja sama identifikasi mutan virus SARS-CoV-2 untuk penanggulangan COVID-19 melalui surveilans genom virus."

Perjanjian kerja sama tersebut sudah dibahas secara intensif oleh perwakilan dari dua kementerian. Adapun selain para menteri, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset dan Teknologi, Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional juga menandatangi nota kesepahaman.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait