Begini Respons Kemenkes Soal 2 Juta Data Terkait Corona Belum Tercatat
Twitter/BNPB Indonesia
Nasional

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan ada 2 juta data soal hasil tes negatif yang belum dilaporkan ke pusat oleh laboratorium.

WowKeren - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengklaim ada sekitar 2 juta data terkait virus corona (COVID-19) yang belum masuk perekapan nasional. Menanggapi hal tersebut, pihak Kementerian Kesehatan pun buka suara.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengaku pihaknya masih membenahi dan mengupayakan sinkronisasi dan integrasi data kasus COVID-19. Hingga kini, data tersebut memang masih belum real time.

"Terkait data ini kita terus selalu ada ruang untuk improvement," jelas Nadia pada Senin (8/2). "Jadi memang kita menyadari bahwa dengan adanya berbagai sistem informasi baik itu yang ada di kabupaten/kota dan ada di provinsi serta di pusat."


Lebih lanjut, Nadia mengakui bahwa hingga saat ini masih ada perbedaan jumlah data sebaran COVID-19 antara pemerintah daerah dengan pusat. Salah satunya terjadi di Jawa Tengah. "Ini yang harus kita sinkronisasi supaya data-data tersebut betul-betul terlaporkan dan ter-capture dengan baik," ujar Nadia.

Sebelumnya, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, telah meluruskan pernyataan sang Menko terkait data COVID-19 tersebut. Dijelaskan Jodi, 2 juta data yang diungkit Luhut adalah soal hasil tes negatif yang belum dilaporkan ke pusat oleh laboratorium. Bila terlaporkan dengan baik, seharusnya positivity rate, yang menggambarkan rasio jumlah tes dengan pasien positif terlaporkan, akan menurun.

Di sisi lain, epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyoroti penjelasan tersebut. Menurut Dicky, jika memang benar 2 juta kasus tersebut lebih banyak kasus negatif seharusnya rumah sakit tidak penuh dan angka kematian tidak melonjak seperti sekarang.

"Karena bila betul ada 2 juta kasus negatif yang belum terlaporkan, padahal faktanya di rumah sakit dan kematian yang tidak bisa elakkan, itu pun belum yang terburuk, angka kematian," kata Dicky dilansir Suara, Senin (8/2). "Kalau betul 2 juta itu negatif dan itu akan menurunkan test positifivty rate, maka kita harus evaluasi strategi 3T kita, karena ada kesalahan target karena orang yang dites ini berapa kali negatif dan itu tidak berkontribusi ke perbaikan situasi, berarti harus dilakukan evaluasi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait