PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Seminggu, Luhut Ungkap Perubahan Syarat Daerah Turun Level
Nasional

Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali ini berlaku selama seminggu mulai Selasa (1/2) besok hingga 7 Februari 2022 mendatang.

WowKeren - Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali selama seminggu. Perpanjangan PPKM Jawa-Bali ini berlaku mulai Selasa (1/2) besok hingga 7 Februari 2022 mendatang.

"(PPKM Jawa Bali diperpanjang) seminggu," ungkap Jodi Mahardi selaku Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kepada CNN Indonesia pada Senin (31/1).

Luhut sendiri mengungkapkan bahwa pemerintah mengubah indikator yang menjadi syarat penurunan level asesmen PPKM. Menurutnya, pemerintah tetap akan memakai enam indikator yang menjadi standar WHO namun juga akan memberi bobot lebih besar dalam penentuan level kepada indikator rawat inap di rumah sakit. Hal ini juga dinilai akan menjaga upaya pemulihan ekonomi dengan tetap memastikan kapasitas kesehatan dalam kondisi aman.

"Langkah ini dilakukan salah satunya sebagai insentif kepada pemerintah daerah untuk mendorong pasien yang tidak bergejala atau OTG dan bergejala ringan tidak masuk ke dalam rumah sakit," papar Luhut dalam konferensi pers virtual pada Senin. "Sehingga asesmen level-nya juga berada di kondisi yang cukup baik."


Adapun syarat indikator suatu wilayah untuk bisa masuk Level 1 dan 2 diubah yang tadinya vaksinasi dosis pertama menjadi vaksinasi lengkap. "Hal ini dilakukan untuk mengakselerasi vaksinasi dosis 2 di kabupaten/kota yang masih tertinggal," katanya.

Sementara itu, kasus COVID-19 di Indonesia belakangan mengalami kenaikan. Luhut mengungkapkan bahwa angka positif COVID-19 hingga hari ini masih seperlima dari puncak Varian Delta pada Juli 2021 lalu. "Kasus konfirmasi per 30 Januari 2022 masih berada di angka seperlima, saya ulangi di angka seperlima dari puncak Delta pada tahun lalu," paparnya.

Kapasitas rumah sakit di Indonesia juga dinilai masih sangat cukup aman. "Estimasi kami lakukan sebagai langkah mitigasi apabila terjadi keganasan Omicron ini. Kemenkes telah menyiapkan faskes memadai, jauh lebih bagus dari tahun yang lalu," katanya.

Di sisi lain, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai Indonesia kini sudah "menapak anak tangga gelombang ketiga". Hal ini salah satunya tampak dari tingkat keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, yang belakangan terus menunjukkan peningkatan.

"Iya kita sudah menapak anak tangga gelombang ketiga dan didominasi oleh Omicron yang merupakan variant of concern (VoC). Ingat, Omicron ini baru 10 pekan lalu dijadikan VoC, tapi dampaknya menimbulkan gelombang dan pecah kasus infeksi di banyak negara," paparnya. "Ini juga membuktikan Omicron menjadi potensinya serupa gelombang Delta atau mendekati itu tetap ada. Walaupun potensinya moderat."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait