Ukraina Akui Ada Perlakuan Rasis Terhadap Imigran Afrika yang Melarikan Diri dari Invasi Rusia
pixabay.com/Ilustrasi/pixundfertig
Dunia

Pemerintah Ukraina secara terbuka mengakui bahwa imigran Afrika yang berusaha melarikan diri dari kekerasan telah menghadapi perlakuan rasis dan berbeda dibandingkan orang Ukraina.

WowKeren - Krisis yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah melahirkan pengungsi besar-besaran. Beberapa hari setelah krisis pengungsi besar-besaran muncul, pemerintah Ukraina mengakui bahwa memang ada perlakuan rasis terhadap kelompok tertentu.

Mereka secara terbuka mengakui bahwa imigran Afrika yang berusaha melarikan diri dari kekerasan telah menghadapi perlakuan rasis dan berbeda dibandingkan dengan orang kulit putih Ukraina. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Selasa (1/3) mengatakan bahwa invasi Rusia telah mempengaruhi warga Ukraina dan non-warga negara dalam banyak cara yang menghancurkan.

Ia menambahkan bahwa orang Afrika adalah teman mereka sehingga juga tetap harus mendapatkan perlakukan sama. Namun sayangnya, pemerintah Ukraina sendiri tidak berbuat banyak untuk memecahkan masalah.

"Orang Afrika yang mencari evakuasi adalah teman kami dan perlu memiliki kesempatan yang sama untuk kembali ke negara asal mereka dengan selamat," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa pemerintah Ukraina "tidak berusaha keras untuk memecahkan masalah."


Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak laporan mengenai siswa Afrika dan imigran lain yang menghadapi perlakuan rasis saat mereka berusaha melarikan diri dari kota yang diserang. Ini termasuk orang kulit hitam yang dilarang naik bus dan kereta api bahkan ketika orang kulit putih Ukraina dapat dan harus menunggu berjam-jam dalam cuaca dingin di perbatasan dengan Polandia.

Perlakukan berbeda juga diakui oleh Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi, Filippo Grandi. Pada hari yang sama, ia mengatakan memang ada perlakuan yang tidak sama antara warga Ukraina dan non-Ukraina.

Ia menambahkan bahwa PBB akan ikut campur tangan untuk memastikan bahwa setiap orang akan menerima perlakukan yang sama. Pasalnya, semua orang menghadapi masalah yang sama. "Seharusnya sama sekali tidak ada diskriminasi antara orang Ukraina dan non-Ukraina, Eropa dan non-Eropa," kata pejabat PBB itu.

Beberapa pemerintah Afrika mengutuk rasisme yang dihadapi orang Afrika saat mereka berusaha meninggalkan negara yang dilanda perang itu. Lebih dari 600.000 orang telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menyerang pekan lalu, kata PBB.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru